Ekspor Bali Terancam Tarif AS, DJPb Dorong Cari Pasar Alternatif

Arif Setiawan | Jum'at, 01/08/2025 21:30 WIB
Ekspor Bali Terancam Tarif AS, DJPb Dorong Cari Pasar Alternatif DJPb Bali. (Foto: djpbbali)

RADARBANGSA.COM - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Bali menekankan perlunya memperluas pasar ekspor untuk mengantisipasi dampak kebijakan tarif baru Amerika Serikat sebesar 19 persen terhadap produk Bali. Kebijakan tersebut dinilai berpotensi mengoreksi pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata tahun 2025.

“Kami perkirakan koreksinya bisa mencapai 0,06 persen. Mudah-mudahan dampak ini bisa diminimalkan sekaligus menjadi peluang diversifikasi perdagangan. Ekspor Bali jangan hanya bergantung pada Amerika Serikat saja,” kata Kepala Kanwil DJPb Bali Muhammad Mufti Arkan di Denpasar, Kamis (31/7).

Mufti menjelaskan, pengenaan tarif oleh AS menyebabkan harga barang Bali menjadi 19 persen lebih mahal sehingga permintaan berpotensi menurun. 

“Kalau permintaan turun, maka ekspor ikut turun. Padahal ekspor adalah komponen penting dalam perhitungan pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.

Dari perhitungan DJPb, koreksi pertumbuhan ekonomi Bali bisa lebih besar, yakni 0,3–0,78 persen, jika mempertimbangkan porsi ekspor Bali ke AS yang mencapai 20–30 persen. Namun, penurunan impor beras sebesar 14 persen diperkirakan dapat mengurangi dampak tersebut.

Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat nilai ekspor barang Bali periode Januari–Mei 2025 mencapai 242,7 juta dolar AS. Amerika Serikat menjadi tujuan ekspor terbesar dengan nilai 70,4 juta dolar AS atau 25,6 persen dari total ekspor. Sementara itu, impor terbesar juga berasal dari AS, yakni 13,9 juta dolar AS dari total 55 juta dolar AS.

Untuk menjaga kinerja ekspor, DJPb Bali mendorong pelaku usaha memanfaatkan insentif fiskal seperti fasilitas kawasan ekonomi berikat serta Kemudahan Impor Tujuan Ekspor untuk Industri Kecil Menengah (KITE IKM).

BPS juga melaporkan pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I-2025 sebesar 5,52 persen, sedangkan target pemerintah daerah tahun ini adalah 5,75 persen.