
RADARBANGSA.COM - Gubernur Bali Wayan Koster secara resmi membuka PICA Fest 2025 melalui prosesi penyalaan obor dan pembukaan tirai di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Kamis (24/7) sore. Festival kreatif tahunan yang kini memasuki edisi kesembilan ini mengusung kolaborasi lintas sektor, pelestarian budaya lokal, serta penguatan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal Bali.
Dalam sambutannya, Gubernur Koster mengapresiasi peran besar generasi muda sebagai motor penyelenggaraan PICA Fest. Ia menekankan pentingnya memberikan ruang bagi anak muda untuk berinovasi tanpa meninggalkan jati diri budaya Bali.
"Saya ucapkan terima kasih kepada penyelenggara, yang hampir semuanya anak muda. Semangat ini saya dukung penuh karena mereka mampu berkreasi dengan produk-produk berbasis kearifan lokal Bali secara apik dan inovatif, mengikuti perkembangan zaman namun tetap menjaga akar budaya,” ujar Koster seperti dikutip Sabtu (26/7).
Selain itu, Koster juga memberikan apresiasi khusus kepada Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali sebagai sponsor utama kegiatan ini.
"Terkhusus untuk Bapak Dirut BPD, terima kasih. BPD harus kita dukung untuk kemajuan bersama,” katanya.
Koster menilai penyelenggaraan PICA Fest 2025 sebagai contoh konkret pemberdayaan budaya Bali untuk mendukung transformasi ekonomi yang berdaya saing dan berbasis budaya lokal. Kreativitas, menurutnya, menjadi kekuatan utama di tengah keterbatasan sumber daya alam Bali.
Sebagai bentuk dukungan, Koster memberikan izin penggunaan Lapangan Niti Mandala secara gratis untuk penyelenggaraan festival ini.
"Lapangan ini saya berikan gratis, karena acara ini memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Sekarang kita hidupkan kembali, setelah tahun lalu vakum karena saya tidak menjabat sebagai Gubernur. PICA Fest harus diberdayakan dan mampu memberikan manfaat ekonomi tinggi,” tegasnya.
Ia juga mengajak masyarakat Bali, khususnya warga Denpasar, Badung, Gianyar, Klungkung, dan Tabanan untuk hadir dan meramaikan festival tersebut.
"Targetnya 80 ribu penonton selama empat hari, sehari 20 ribu. Astungkara bisa berjalan sukses. Mari kita dukung bersama,” ajaknya.
PICA Fest 2025 digelar oleh PT Pica Berempat Belas selama empat hari, 24–27 Juli 2025. Penyelenggara menargetkan perputaran uang hingga Rp18 miliar dengan jumlah pengunjung lebih dari 80 ribu orang.
Festival ini dikenal memadukan seni pertunjukan tradisional Bali, seperti Genjek, Liku, Rindik, dan Joged Bumbung, dengan musik modern dan hiburan populer. Tahun ini, Singa Ambara Raja, simbol kebanggaan masyarakat Buleleng, dipilih menjadi ikon utama festival.
Lebih dari 100 artis akan tampil, termasuk nama besar musik nasional seperti Hindia, Feast, Tipe X, Stand Here Alone, For Revenge X Stereowall, Ahmad Abdul, Yura Yunita, Superman is Dead, Kangen Band, The Adams, dan Perunggu. Penampilan mereka berpadu dengan puluhan band serta seniman lokal Bali lainnya.
Selain seni dan hiburan, PICA Fest 2025 juga mengangkat isu keberlanjutan lingkungan. Direktur Utama PT Pica Berempat Belas, Ida Bagus Agung Brahmadiguna atau Gus Tolet, menyebut festival ini memiliki kepedulian besar terhadap pengelolaan sampah.
Melalui PICA Waste Department, festival bekerja sama dengan komunitas lingkungan seperti Bersih-Bersih Bali, PPLH Bali, Tegeh Sari, ACS Bali, Pesona Plastik, dan Daur Ulang. Sampah festival dipilah ketat menjadi tiga kategori: organik, anorganik, dan residu. Langkah ini menjadi bagian dari upaya menjadikan PICA Fest sebagai festival minim limbah dan ramah lingkungan.
Menutup sambutannya, Koster berharap PICA Fest terus berkembang menjadi ikon festival budaya modern Bali yang membawa manfaat besar bagi masyarakat.
"Selamat dan sukses PICA Fest 2025. Semoga memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat Bali,” pungkasnya.
Usai membuka acara, Gubernur Koster berkeliling area festival dan mencoba berbagai produk fesyen karya desainer lokal Bali, termasuk kemeja dan t-shirt.