RADARBANGSA.COM - Pada 20 April 2023, akan terjadi Gerhana Matahari Hibrida di Indonesia. Fenomena ini dapat diisaksikan di 38 Ibukota Provinsi Indonesia.
Wilayah Yang Terkena Bayangan Umbra (Inti), Antumbra (Proyeksi Inti) dan Penumbra (Semu) Bulan Berturut-Turut akan Mengalami Gerhana Matahari Total, Cincin/Anuler dan Parsial/Sebagian.
Di Indonesia, Yogyakarta akan menjadi Ibukota Provinsi Yang Paling Awal Mengalami Gerhana Matahari Sebagian, Sedangkan Medan akan Menjadi Ibukota Provinsi Yang Paling Awal Mengakhiri Gerhana Matahari Sebagian.
Sementara Itu, Jayapura Akan Menjadi Ibukota Provinsi Yang Paling Akhir Memulai dan sekaligus mengakhiri Gerhana Matahari Sebagian.
Untuk dicatat, Gerhana Matahari Sebagian 20 April 2023 Tidak Dialami Di Lima Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh: Kota Sabang, Kota Banda Aceh, Kab. Aceh Jaya, Kab. Aceh Besar dan Kab Pidie.
Lebih lengkapnya di bawah ini adalah daftar wilayah yang dapat menyaksikan fenomena gerhana matahari http://edusainsa.brin.go.id/artikel/dua-puluh-tiga-fenomena-astronomis-yang-wajib-disaksikan-di-2023/481
Tentang Gerhana Matahari
Gerhana Matahari Dapat Terjadi Antara 1-5 Kali dalam Setahun untuk seluruh Permukaan Bumi.
Gerhana Matahari tidak dapat terjadi setiap bulan dikarenakan Orbit Bulan memiliki kemiringan sebesar 5 Derajat.
Selain Itu, Durasi Drakonis Bulan (Waktu Yang Dibutuhkan Bulan untuk menempuh orbit dari simpul yang sama ) Rata-Rata Lebih Pendek 2,2 Hari Dibandingkan dengan Durasi Sinodis Bulan (Waktu Yang Dibutuhkan Bulan Agar Kembali Segaris Dengan Matahari).
Oleh karena itu, Bulan akan berada pada simpul (Perpotongan Orbit Bulan Dengan Ekliptika) Sekaligus Fase Yang Sama Setiap 6-7 Bulan Sekali. Saat Bulan Berada Dekat Dengan Simpul Saat Fase Bulan Baru, Maka Bayangan Bulan Akan Jatuh Di Permukaan Bumi.
Wilayah Yang Terkena Bayangan Umbra (Inti), Antumbra (Proyeksi Inti) dan
Penumbra (Semu) Bulan Berturut-Turut akan Mengalami Gerhana Matahari
Total, Cincin/Anuler dan Parsial/Sebagian Simpul Yang Sama) rata - rata lebih pendek 2,2 Hari dibandingkan dengan Durasi Sinodis Bulan (Waktu yang dibutuhkan Bulan agar Kembali Segaris dengan Matahari).
Oleh karena itu, Bulan Akan Berada pada Simpul Orbit Bulan Dengan Ekliptika) Sekaligus Fase Yang Sama Setiap 6-7 Bulan Sekali.
Saat Bulan Berada dekat dengan Simpul Saat Fase Bulan Baru, maka Bayangan Bulan Akan Jatuh Di Permukaan Bumi.