
RADARBANGSA.COM - Program Sekolah Rakyat tahun ajaran 2025/2026 resmi dimulai di Banyuwangi. Warga menyambut baik peluncuran perdana sekolah berbasis asrama ini yang digelar di Gedung Balai Diklat PNS, Desa Licin, Kecamatan Banyuwangi, Senin (14/7/2025).
Sebanyak 125 siswa dari keluarga miskin dan miskin ekstrem telah diterima dan langsung tinggal di asrama.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang hadir dalam peresmian tersebut menegaskan pentingnya pengawasan dalam sistem pendidikan berasrama ini.
“Keamanan dan kenyamanan anak-anak harus menjadi prioritas. Karena ini sistem berasrama, perlu dipastikan pengawasan selama 24 jam,” tegasnya.
Ipuk juga berharap Sekolah Rakyat mampu menjadi tempat tumbuh kembang yang ideal bagi para siswa.
“Mohon doa dan dukungannya semoga Sekolah Rakyat ini menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan bagi anak-anak kita. Semoga mereka senang, sehat, dan bisa belajar dan tumbuh dengan baik,” ujarnya dalam sambutan.
Usai peresmian, Bupati Ipuk menyapa siswa dan orang tua yang hadir, serta meninjau langsung fasilitas sekolah, termasuk ruang kelas dan asrama. Ia memastikan kesiapan pembelajaran dan kenyamanan para siswa.
“Awal masuk sekolah anak-anak masih menjalani masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS). Tadi para siswa juga dilakukan pengecekan kesehatan, untuk memastikan kesiapan mental dan fisik mereka mengikuti proses belajar mengajar,” tambahnya.
Sekolah Rakyat Banyuwangi menjadi salah satu dari 63 titik peluncuran program secara nasional yang dilakukan serentak oleh Kementerian Sosial. Inspektur Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos, Afrizon Tanjung, menyampaikan apresiasi atas kesiapan Banyuwangi menjadi bagian dari program tersebut.
“Tahun ini Kemensos menargetkan 200 Sekolah Rakyat yang direncanakan berdiri di berbagai daerah. Banyuwangi menjadi salah satu yang telah memenuhi syarat kelayakan,” jelas Afrizon. Ia menyebut program ini sebagai wujud sinergi pemerintah pusat dan daerah dalam menjawab tantangan pendidikan dan kemiskinan.
Afrizon menambahkan, pembelajaran akan didukung sistem digital melalui Learning Management System (LMS) dari Kementerian Sosial.
“Perangkat media pembelajaran seperti laptop, dan lainnya, akan segera didistribusikan guna mendukung proses belajar mengajar di Sekolah Rakyat ini,” ungkapnya.
Kepala Sekolah Rakyat Banyuwangi, Chitra Arti Maharani, menjelaskan bahwa sekolah ini memiliki lima ruang kelas dan empat unit asrama dengan kapasitas 126 siswa. Sebanyak 21 tenaga pengajar dan 12 wali asrama disiapkan untuk mendampingi siswa penuh waktu.
“Dua bulan awal ini siswa menjalani masa adaptasi. Bagaimana beradaptasi dengan lingkungan dan teman baru, kebiasaan baru, serta kehidupan berasrama. Pembelajaran akademik baru akan dimulai pada September,” kata Chitra.