
RADARBANGSA.COM - Program Satu Keluarga Satu Sarjana yang dirancang oleh Gubernur Bali, Wayan Koster, kini memasuki tahap finalisasi dalam Rapat Koordinasi bersama para Rektor Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta se-Bali. Program ini rencananya akan mulai diluncurkan pada penerimaan mahasiswa baru bulan Agustus 2025.
Dalam pidatonya, Gubernur Koster menegaskan bahwa Program Satu Keluarga Satu Sarjana merupakan fondasi kuat dalam mewujudkan SDM Bali yang unggul dan siap menjawab tantangan masa depan.
“Program ini sangat strategis. Kita ingin setiap keluarga di Bali, khususnya yang kurang mampu, memiliki satu anak yang bisa mengenyam pendidikan tinggi, agar mereka bisa naik kelas secara ekonomi dan sosial,” tegas Koster dalam Rakor di Ruang Rapat Kertha Sabha, Jaya Sabha, Denpasar, Senin (2/6/2025) sore.
Program ini terbagi dalam beberapa skema yang disiapkan. Pertama, perguruan tinggi menyiapkan kuota khusus 25–100 mahasiswa dengan pembebasan biaya pendidikan. Kedua, untuk calon sarjana yang masuk perguruan tinggi negeri (PTN), akan menerima keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT) kategori 1 sebesar Rp 500.000 dan kategori 2 sebesar Rp 1.000.000 per semester.
Ketiga, Politeknik Negeri Bali menyiapkan program jalur cepat (fast track) D2 selama tiga semester, dengan total biaya hanya Rp 1,5 juta. Dengan ijazah diploma vokasi ini, lulusan bisa langsung diarahkan untuk masuk ke dunia kerja.
Selain itu, setiap mahasiswa akan menerima bantuan untuk biaya hidup sebesar Rp.1,4 juta per bulan selama masa kuliah. Bantuan ini diperuntukkan bagi kebutuhan kos, makan, dan transportasi mahasiswa.
Gubernur Koster juga menyampaikan bahwa pihaknya telah membentuk tim teknis untuk menyusun petunjuk teknis (juknis) dan skema pelaksanaan program agar bisa berjalan optimal.
Semua pimpinan perguruan tinggi yang hadir mendukung penuh gagasan yang disampaikan oleh Gubernur Koster sehingga siapapun yang ingin melanjutkan pendidikan tidak terbebani biaya lagi. Program ini juga menjadi jawaban atas keresahan banyak orang tua dan siswa yang selama ini terhambat oleh kondisi ekonomi.
Hadir dalam pertemuan ini para rektor dari 6 perguruan tinggi negeri, yakni Universitas Udayana (Unud), Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Politeknik Negeri Bali, Poltekpar Bali, dan Poltekkes Kemenkes Denpasar.
Sementara dari kampus swasta, hadir 20 pimpinan perguruan tinggi seperti Universitas Warmadewa, Undiknas, Mahasaraswati, Universitas PGRI Mahadewa, INSTIKI, Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional, Universitas Dhyana Pura, Universitas Ngurah Rai, Universitas Mahendradata, Primakara University, STIKES Wiramedika, STKIP Agama Hindu Amlapura, STIKES Buleleng hingga Institut Teknologi dan Kesehatan Bali. Total hadir 26 perguruan tinggi.