Chusnunia Ajak Semua Pihak Kolaborasi Atasi Hamparan Sampah di Selat Bali

Rahmad Novandri | Senin, 05/05/2025 11:39 WIB
Chusnunia Ajak Semua Pihak Kolaborasi Atasi Hamparan Sampah di Selat Bali Chusnunia Chalim (Wakil Ketua Komisi VII DPR RI). (Foto: istimewa)

RADARBANGSA.COM - Menanggapi fenomena mengkhawatirkan terkait munculnya tumpukan sampah di perairan Selat Bali, tepatnya di kawasan wisata Patung Gandrung Watu Dodol, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Chusnunia Chalim, menekankan pentingnya menjadikan kejadian ini sebagai titik balik untuk memperkuat tata kelola lingkungan laut yang terintegrasi.

Chusnunia mengajak semua pihak, dari pemerintah daerah, pelaku pariwisata, masyarakat pesisir hingga industri untuk melakukan gerak bersama dalam menjaga kebersihan laut.

“Kita tidak bisa lagi memaknai kejadian seperti ini sebagai insiden biasa. Laut bukan tempat pembuangan sampah. Laut adalah sumber kehidupan, sumber pangan, sumber energi, dan identitas bangsa,” tegas Chusnunia.

Ia menyayangkan kondisi memilukan tersebut muncul di tengah operasi kemanusiaan pencarian nelayan hilang oleh tim SAR, dan mengapresiasi kerja keras Basarnas Banyuwangi yang tetap menjalankan tugas di tengah tantangan berat akibat lautan sampah.

Ketua bidang UMKM dan Ekonomi Kreatif DPP PKB itu menilai perlu ada pendekatan sistemik untuk mengatasi persoalan sampah laut, terutama di wilayah-wilayah yang menjadi pusat pariwisata dan jalur pelayaran penting seperti Selat Bali. 

Chusnunia menyampaikan bahwa dirinya mendorong agar pemerintah melakukan percepatan penerapan circular economy berbasis komunitas, di mana masyarakat pesisir dilibatkan aktif dalam pemilahan dan pengolahan sampah sebelum mencapai laut.

“Penguatan edukasi, insentif daur ulang, hingga penerapan teknologi penghalau sampah di muara sungai bisa kita dorong bersama,” ujarnya.

Adapun dirinya juga meminta adanya kolaborasi lebih antara kementerian teknis seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk membentuk program perlindungan ekosistem laut berbasis kawasan. Wilayah strategis seperti Selat Bali harus menjadi prioritas dalam penataan lingkungan pesisir yang berkelanjutan.

Tidak hanya itu, Chusnunia juga mengusulkan agar dilakukan audit lingkungan secara berkala terhadap aktivitas ekonomi di sekitar kawasan pesisir, termasuk limbah industri, pelabuhan, serta kegiatan wisata.

“Bukan untuk menghambat, tetapi untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak mengorbankan kualitas lingkungan. Kita ingin wisata tumbuh, tapi juga berwawasan ekologis,” tambahnya.

Menurutnya, solusi saat ini adalah dengan dibentuknya pilot project pada kawasan bebas sampah laut di sekitar destinasi unggulan seperti Grand Watu Dodol dan Pantai Boom Marina.

“Ini bukan tentang menyalahkan, tapi soal bergerak bersama. Sampah kiriman bisa jadi persoalan lintas wilayah. Tapi tanggung jawab kita tidak bisa dikirimkan. Harus kita selesaikan, sekarang juga,” pungkasnya.