Komisi X DPR Dorong PSSI dan PT Jakpro Duduk Bersama Soal Polemik Stadion JIS

Rahmad Novandri | Selasa, 20/09/2022 19:01 WIB
Komisi X DPR Dorong PSSI dan PT Jakpro Duduk Bersama Soal Polemik Stadion JIS Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda (foto: dpr)

RADARBANGSA.COM - Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda meminta pengurus Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dan pengelola Jakarta International Stadion (JIS), PT Jakpro untuk duduk bersama membahas soal polemik standar FIFA daripada hanya berdebat di ruang publik. Menurutnya, perdebatan itu dinilai tidak produktif dan tidak menghasilkan solusi.

"Ini masalah sederhana menurut saya, duduk bersama PSSI menyampaikan parameter dan apa standar yang dipakai oleh PSSI dan ketika standar itu dianggap objektif kan bisa diterima semua pihak termasuk publik pecinta bola kita," kata Huda seperti dikutip dari laman resmi DPR RI, Selasa, 20 September 2022.

Diungkapkannya, PSSI memang memiliki otoritas menentukan stadion mana yang akan dipakai pada pertandingan internasional. Meski demikian, ia menilai JIS juga mempunyai ekspektasi agar stadion itu digunakan untuk pertandingan yang masuk dalam agenda federasi sepakbola dunia atau FIFA.

"Jangan hanya saur manuk istilah Jawa-nya itu, di medsos, di ruang publik. Satu sisi JIS punya ekspektasi untuk dipakai dan sifatnya acuan, yang sama karena sifatnya acuan PSSI merasa tidak harus memilih JIS dan seterusnya. Tidak ada salahnya kalau duduk bersama lalu apa kira-kira menyampaikan keputusan opsi-opsi standar yang digunakan," ujarnya.

Politisi PKB itu menegaskan, penentuan standar FIFA adalah masalah teknis. Dia berhadap parameter yang digunakan PSSI itu didiskusikan dengan JakPro sehingga ditemukan jalan tengah.

Adapun terkait penilaian seperti parameter dan ukurannya seperti mengapa PSSI memilih di Pakansari kemudian di Bandung, menurut Huda, tidak ada masalah jika PSSI duduk bersama termasuk dengan pihak JIS yang menyampaikan secara objektif.

"Karena itu perdebatan menyangkut soal JIS yang sudah memenuhi standar FIFA, kemudian dianulir oleh PSSI dan seterusnya itu levelnya memang jadi teknis dan kenapa memilih Pakansari atau Gelora Bandung Lautan Api itu sama-sama kan kalau mau mengklaim itu standar FIFA, ya itu standar FIFA. Artinya ini hanya soal pilihan subjektif dari PSSI," tandasnya.