Gus Muhaimin: Dulu Ditinggalkan, Kini Saatnya Santri Jadi Motor Penggerak Kemajuan

M. Isa | Sabtu, 18/09/2021 12:03 WIB
Gus Muhaimin: Dulu Ditinggalkan, Kini Saatnya Santri Jadi Motor Penggerak Kemajuan Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar melakukan silaturahmi ke Ponpes Bina Insan Mulia Cirebon (foto: istimwewa)

RADARBANGSA.COM – Santri memegang peranan penting dalam perjalanan bangsa ini sejak era prakemerdekaan. Sayangnya, dulu peran santri kurang diakui. Kini, santri-santri di Indonesia semakin membanggakan dan memberikan harapan besar untuk masa depan bangsa.

”Pensantren NU, kalangan ahlussunnah waljamaah, 30 atau 40 tahun lalu, tidak seperti hari ini. Kini, semua mulai mengagumi para santri dan pesantren. Dulu, santri, pesantren ditinggalkan, dipinggirkan, dilupakan bahkan tidak dicatat dalam sejarah,” ujar Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa, Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) saat memberikan sambutan di hadapan ribuan santri pada acara bertajuk Dialog Kebangsaan di Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon, Jawa Barat, Jumat (17/9/2021).

Padahal, menurut Gus Muhaimin, santri memiliki andil, peran, kontribusi yang sangat besar dalam membangun karakter, akhlak, mental anak bangsa, bahkan jauh sebelum era kemerdekaan. Para kiai telah melahirkan generasi muslim dan muslimat Indonesia yang luar biasa dan menjadi yang terbesar di dunia. ”Para santri, kiai, dan ulama juga ikut memerdekakan bangsa. Tapi setelah merdeka mulai ditinggalkan, dianggap terbelakang, kaum tertinggalkan dan dianggap merepotkan pembangunan,” urainya.

Perjuangan para ulama dan kalangan pesantren, tutur Gus Muhaimin, bahkan tidak pernah ditulis dalam sejarah nasional dan disembunyikan selama 32 tahun era Orde Baru. ”Setelah Reformasi, kemudian menggali, menelusuri jejak kaum santri, ada Resolusi Jihad. Peran ulama, pesantren untuk kemerdekaan kita temukan. Saat Reformasi dan Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) menjadi Presiden, mulai diakui warga NU dan pesantren. Pemerintah pun mengakui dengan adanya Hari Santri Nasional yang menjadi tonggak bangkitnya kaum santri untuk membangun bangsa negara,” tuturnya.

Setelah itu, diikuti dengan lahirnya Undang-Undang Pesantren pada 2019. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memiliki andil besar dalam lahirnya Undang-Undang Pesantren. Kini, kaum santri memiliki peluang besar untuk maju setelah disahkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82/2021 tentang Pendanaan Penyelenggaraan Pesantren. ”Insyaallah Indonesia akan maju di bawah kaum santri. Kalau santri maju maka majulah Indonesia. Kalau santri tertinggal Indonesia pun akan tertinggal. Maka, siapapun Presiden kalau mau memajukan Indonesia wajib hukumnya memajukan pesantren,” paparnya.

Wakil Ketua DPR RI ini mengatakan, bangsa hari ini sedang menghadapi masalah pandemi global. Resesi terjadi di seluruh belahan dunia. Seluruh negara mengalami masa sulit. ”Jangan khawatir, ini juga kesempatan bagi kita semua untuk mengubah keadaan dengan sistem dan nilai-nilai pesantren. Ini kesempatan, ajaran dan nilai-nilai pesantren, nilai-nilai ahlussunnah menjadi model alternatif baru dunia yang lebih baik, lebih maju, dan aman menjadi negeri yang tentram dan sejahtera. Ini kesempatan dan terbuka luas ketika semua sedang tidak berdaya. Kaum santri harus berdaya. Santri harus menjadi motor pembaharuan dan kemajuan,” katanya.

Gus Muhaimin juga mengapresiasi Ponpes Bina Insan Mulia Cirebon yang tumber berkembang menjadi pesantren yang iniovatif. ”Saya berharap Pesantren Bina Insan Mulia menjadi contoh kemajuan kaum santri Nusantara. Saya, PKB, terus berfikir untuk bagaimana mengirim sebanyak-banyaknya para santri bisa kuliah di negara-negara maju di dunia,” ungkapnya.

 


Berita Terkait :