Update 547 Pasien Meninggal saat Isoman, Jabar Masih Terbanyak

Neli Elislah | Rabu, 14/07/2021 17:31 WIB
Update 547 Pasien Meninggal saat Isoman, Jabar Masih Terbanyak Pasien Covid-19 meinggal dunia saat Isoman di rumah, Bogor, Jawa Barat (foto: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

RADARBANGSA.COM - Kelompok relawan LaporCovid-19 kembali melaporkan update kematian pasien Covid-19 saat sedang melakukan isolasi mandiri (isoman) sebanyak 547 pasien. Jumlah tersebut tersebar dari beberapa daerah, dan Jawa Barat masih memegang angka kematian yang paling tinggi.

Data tersebut didapat LaporCovid-19 melalui laporan dari warga sekitar, informasi media sosial dan berita di media massa. Namun, data ini tidak mencerminkan situasi kasus di lapangan secara real time. Kemungkinan kasus meninggal saat melakukan isoman masih bisa lebih banyak.

"Angka tidak menggambarkan penambahan persis hari ini, karena temuan hasil lacak kematian juga tetap dicatat walaupun tanggal kejadian kematian sudah lewat selagi masih dalam rentang bulan Juni 2021 dan seterusnya," demikian keterangan LaporCovid-19.

Hingga hari ini Rabu, 13 Juli 2021, pagi, LaporCovid-19 mencatat ada 209 orang yang meninggal ketika isoman di Jawa Barat. Kemudian 104 orang meninggal di Yogyakarta, 65 orang di Banten, 63 orang di Jawa Timur, 51 orang di DKI dan 36 orang di Jawa Tengah.

Data menyebutkan kabupaten/kota Bekasi menempati urutan pertama jumlah pasien isoman yang meninggal dunia. Jumlahnya mencaoai 83 orang.

Kemudian di Sleman ada 64 orang, Kabupaten Tangerang ada 41 orang, Kabupaten Bogor ada 40 orang, Tasikmalaya ada 23 orang, dan Gresik ada 21 orang.

Sementara, Menteri Kesehatan mengakui pelaksanaan isoman saat ini masih mendapati banyak permasalahan, utamanya karena banyak pasien yang seharusnya dirawat rumah sakit tapi kehabisan tempat tidur.

"Kita juga mengamati banyak sebenarnya yang tidak perlu masuk rumah sakit, sudah masuk rumah sakit, sehingga buat rumah sakit penuh," tutur Budi dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR.

Budi juga mengatakan saat ini rumah sakit cenderung lebih memilih untuk menerima pasien dengan gejala ringan karena biaya klaim yang dipukul rata, sementara penanganan lebih mudah dari gejala berat.


Berita Terkait :