Waspada, Stok Oksigen Medis di Yogyakarta Menipis

Neli Elislah | Rabu, 23/06/2021 12:30 WIB
Waspada, Stok Oksigen Medis di Yogyakarta Menipis Stok Oksigen Menipis Akibat Lonjakan Kasus COVID-19 (foto:istimewa)

RADARBANGSA.COM - Akibat lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi beberapa hari belakangan ini, ketersediaan oksigen medis semakin menipis. Bahkan, di Kota Yogyakarta sejumlah agen penyedia oksigen medis mengaku kehabisan stok sejak Kamis, 17 Juni 2021.

"Memang benar-benar tidak ada stok oksigen. Bisa saya katakan 90 persen agen yang ada di Jogja ini semuanya kehabisan stok," kata Sutrisno, salah satu agen penyedia oksigen di Gondokusuman, Kota Jogja, DI Yogyakarta, Selasa, 22 Juni 2021.

Hal ini perlu diwaspadai, agen oksigen medis yang selama ini melayani pasien yang menjalani perawatan di rumah seperti jantung, asma, gagal ginjal, hingga corona mulai kehabisan stok oksigen medis. 

Eko Harsono (72), agen oksigen dari Jaya Abadi Oksigen di Jalan Kusbini, Kota Yogyakarta, mengatakan, stok sudah habis sejak Sabtu, 19 Juni 2021 lalu. Menurutnya, pabrik dan distributor kini mulai fokus memenuhi kebutuhan rumah sakit.

"Sejak hari Sabtu mulai kosong. Ada pemberitahuan. Dari distributor sekarang semua di-pull (ditarik) di rumah sakit sehingga tidak bagi ke eceran," kata Eko ditemui Rabu, 23 Juni 2021.

Kepala Dinkes Yogyakarta (DIY), Pembajun Setyaningastutie mengakui ketersediaan tabung oksigen di rumah sakit rujukan Covid-19 semakin menipis. Keadaan ini mulai terjadi setelah tingkat keterisian atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit sudah lebih dari 70 persen.
 
"Iya memang ketersediaan oksigen di rumah sakit tidak seperti biasanya kenapa karena memang angka kasusnya meningkat. Kemudian BOR rumah sakit kita sudah di atas 70 persen. Sudah di atas standar, 60 persen itu sudah warning," jelas Pembajun dikonfirmasi wartawan, Selasa, 22 Juni 2021.
 
Lanjutnya, permintaan oksigen juga meningkat hingga 3 kali lipat. Hal ini membuat pasokan yang dikirim distributor jauh lebih cepat habis.
 
"Sudah dipasok oleh distributor tapi karena permintaan tiga kali lipat ya jadi semakin cepat habis," kata Pembajun.

 
 
 

 

 


Berita Terkait :