Sudah 23 Teror Sepanjang 2020, Polda Papua Pastikan Kejar KKB

Ahmad Zubaidi | Minggu, 11/10/2020 11:45 WIB
Sudah 23 Teror Sepanjang 2020, Polda Papua Pastikan Kejar KKB Kapolda Papua, Paulus Waterpau (kanan) menyapa warga (foto istimewa)

TIMIKA, RADARBANGSA.COM - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Kabupaten Intan Jaya dilaporkan telah melakukan sedikitnya 23 kali teror penembakan dan kasus-kasus kekerasan lainnya sepanjang 2020.

Kapolda Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw menyatakan, banyaknya aksi kekerasan yang dilakukan oleh KKB di wilayah Intan Jaya itu menunjukan bahwa KKB-lah yang paling banyak melakukan pelanggaran terhadap hak azasi manusia (HAM).

"Orang selalu menyalahkan aparat melakukan pelanggaran HAM, HAM yang mana. Justru merekalah yang melanggar HAM jauh lebih parah. Tukang ojek dibantai, pedagang dibunuh, petugas kemanusiaan yang urus Covid-19 dibantai, belum termasuk anggota TNI dan Polri yang dibunuh," kata Paulus di Timika, Sabtu, 10 Oktober 2020.

Berdasarkan laporan intelijen, sejak Oktober 2019 sejumlah kelompok KKB mulai bergeser dari wilayah timur Intan Jaya seperti dari Puncak Ilaga, Puncak Jaya, Tolikara bahkan Lanny Jaya ke wilayah sekitar Sugapa, bahkan sebagian dari kelompok itu sempat memasuki wilayah Tembagapura Mimika pada bulan Februari 2020.

Mereka semua bergabung memasuki wilayah itu untuk menyiapkan logistik yang akan mereka siapkan untuk bertempur di wilayah Tembagapura yang mereka nyatakan sebagai medan perang, tetapi juga mereka terus mencari amunisi dan senjata api yang mereka rampas dari anggota kita.

“Kejadian penyerangan Koramil Persiapan Hitadipa beberapa waktu lalu ada kaitannya dengan kepentingan untuk merampas senjata api dan amunisi," kata Paulus.

Paulus sangat mengharapkan keterlibatan aktif Pemkab Intan Jaya untuk dapat mengajak kelompok separatis bersenjata tersebut untuk berdialog guna mengakhiri segala bentuk kekerasan di wilayahnya.

"Ini kan sudah terang benderang, tidak ada rahasia lagi. Bupati dan pemerintah di sana sebagai yang punya rakyat, ajak mereka bicara melalui tokoh-tokoh yang punya pengaruh supaya kita segera mengakhiri kekerasan-kekerasan itu," kata Paulus.

Dia menambahkan, aparat tidak akan mentolerir segala tindak kekerasan, apalagi menggunakan senjata api.

"Bagi kami hanya dua pilihan, karena mereka memiliki senjata api maka tugas kami untuk melakukan penegakan hukum. Kami pasti akan terus mengejar mereka. Kalau pendekatan keamanannya seperti itu terus, tentu tidak akan menyelesaikan masalah," katanya.

TAG : Papua , KKB

Berita Terkait :