JAKARTA, RADARBANGSA.COM- Jika membaca dari berbagai lembaga survei, tren elektabilitas Presiden Joko Widodo (Jokowi) cenderung stagnan, meski rivalnya Prabowo Subianto juga mengalami menurunan.
Maka Jokowi di 2019 tidak boleh jumawa, harus jeli mencari pasangan.
“Kenapa sosok Wakil Presiden yang banyak dicari, kenapa wapres yang menentukan Pemilu 2019, kenapa? Sebab Elektabilitas Jokowi mengalami Stagnan,” tutur Andrianto SIP pada diskusi Publik dengan tema “Wakil Presiden Pilihan Rakyat” di Warung Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat. Kamis, 01 Maret 2018
Deklarasi PDI Perjuangan yang akhirnya kembali mengusung Presiden Jokowi sebagai capres di Pemilu 2019 dalam rapat kerja Nasional (Rakernas) di Sanur, Bali (23/2/2018), dalam padangan Andrianto juga tidak bisa mendongkrak elektabilitasnya.
“Deklarasi PDI Perjuangan juga tidak ada efek yang signifikan terhadap elektabilitas Jokowi,” uangkap Andrianto.
Selain itu, Presidium Persatuan Pergerakan, Andrianto juga membaca ulang kekalah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada Pilkada DKI Jakarta. “Sejarah Pilkada DKI Jakarta harus dijadikan pelajaran bagi Jokowi, tidak ada yang mengira kalau Ahok akan kalah. Elektabilitasnya Ahok yang begitu tinggi, lambat laun menurun dan dikalahkan oleh Anies Baswedan,” katanya
Andrianto memberi kreteria cawapres Jokowi, pertama harus bisa mendongkrak elektabilitasnya dan punya visi kerakyatan serta punya pandangan yang sama dengan Jokowi. “Jokowi di Pemilu 2014 kemaren juga diuntungkan oleh Pak JK, maka Pilpres 2019 nanti, wakilnya kalau misalkan tidak bisa melebih Pak JK, minal sama kualitasnya. Selain itu harus punya visi kerakyatan dan punya pandangan yang sama dengan Pak Jokowi,”.