Baju Lebaran Bukan untuk Pamer Loh, Simak Hikmahnya

Neli Elislah | Kamis, 20/05/2021 19:48 WIB
Baju Lebaran Bukan untuk Pamer Loh, Simak Hikmahnya

RADARBANGSA.COM - Hari raya Idul Fitri ditandai dengan bermacam-macam baju muslim yang baru digunakan umat islam, bahkan hal ini telah menjadi budaya tiap menjelang hari raya Idul Fitri, umat Islam berbondong-bondong berbelanja untuk berburu baju baru. Terdapat hadis yang menganjurkan mengenai hal ini:

عَنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ قَالَ: أَمَرَنَا رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فِى الْعِيدَيْنِ أَنْ نَلْبِسَ أَجْوَدَ مَا نَجِدُ

Artinya, “Diriwayatkan dari Al-Hasan bin Ali RA, ia berkata, ‘Rasulullah SAW telah memerintahkan kami pada dua hari raya agar memakai pakaian terbaik yang kami temukan,’” (HR Al-Baihaqi dan Al-Hakim).

Kemudian, hadis lain menceritakan mengenai sahabat Ibnu Umar RA yang mengenakan pakaian bagus di hari raya.

عَنْ نَافِعٍ : أَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ يَلْبَسُ فِى الْعِيدَيْنِ أَحْسَنَ ثِيَابِهِ

Artinya, “Diriwayatkan dari Nafi’ bahwa Ibnu Umar RA memakai baju terbaiknya di dua hari raya,” (HR Al-Baihaqi dan Ibnu Abid Dunya dengan sanad sahih).

قَالَ الشَّافِعِيُّ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى ... فَأُحِبُّ في الْعِيدَيْنِ أَنْ يَخْرُجَ بِأَحْسَنَ ما يَجِدُ من الثِّيَابِ

Artinya, “Imam As-Syafi’i rahimahullahu ta’ala berkata, ‘… maka aku senang dalam dua hari raya orang hendaknya ke luar dengan baju terbaik yang ia temukan,’” (Lihat Muhammad bin Idris As-Syafi’i, Al-Umm, [Beirut, Darul Ma’rifah: 1393 H], juz I, halaman 248).

Mengutp nu online, terdapat hikmah dibalik menggunakan baju baru ketika memasuki hari raya Idul Fitri, setidaknya terdapat tiga hal. Pertama, sebagai wujud syukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Kedua, untuk mengagugnkan hari raya Idul Fitri. Ketiga, untuk mengagungkan malaikat yang hadir (disekeliling manusia) pada hari raya. 

وَمِنْ مَظَاهِرِ الشُّكْرِ لُبْسُ أَحْسَنِ الثِّيَابِ يَوْمَ الْفِطْرِ

Artinya, “Dan di antara ekspresi syukur (kepada Allah SWT) adalah memakai pakaian terbaik pada hari raya Idul Fitri,” (Lihat Muhammad Thahir bin ‘Asyur, At-Tahrir wat Tanwir, [Tunis: Darut Tunisiyyah: tanpa catatan tahun], juz II, halaman 177).

Abu Sa’id Al-Khadimi mengatakan sebagai berikut:

إنَّمَا هُوَ لِتَعْظِيمِ تِلْكَ الْأَوْقَاتِ لَا لِتَحْسِينِ مَنْظَرِ النَّاسِ، أَوْ لِتَعْظِيمِ الْمَلَائِكَةِ الْحَاضِرِينَ فِي تِلْكَ الْأَوْقَاتِ

Artinya, “Anjuran memakai baju bagus pada hari Jumat dan hari raya niscaya untuk mengagungkan waktu-waktu tersebut, bukan agar telihat baik dalam pandangan manusia; atau untuk mengagungkan malaikat yang hadir (di sekeliling manusia) pada waktu-waktu tersebut,” (Lihat Abu Sa’id Al-Khadimi, Bariqah Mahmadiyyah, juz II, halaman 440).

Hikmah yang bisa dipetik dari budaya memakai baju baru ketika hari raya Idul Fitri sangat banyak, dan tentunya bukanlah untuk berniat pamer dan menyombongkan hartanya melalui pakaian. 

 


Berita Terkait :