Sempat Tembus US$100, Harga Minyak Dunia Cetak Rekor

Anata Lu’luul Jannah | Jum'at, 25/02/2022 05:50 WIB
Sempat Tembus US$100, Harga Minyak Dunia Cetak Rekor Kilang Minyak (Doc: Istimewa)

RADARBANGSA.COM - Harga minyak dunia meroket pada Kamis Malam/Jumat Pagi, untuk pertama kalinya minyak melampui level USD105  Per Barel sejak Agustus dan Juli 2014.

Kenaikan minyak terjadi di tengah Invasi Rusia ke Ukraina pada Kamis Dini Hari, 24 Februari 2022.

Melansir Reuters, minyak mentah berjangka Brent, patokan global, ditutup naik USD2,24, atau 2,3%, menjadi USD99,08 per barel, setelah menyentuh level tertinggi di USD105,79.

Sementara itu, patokan Amerika, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melesat 71 sen, atau 0,8%, menjadi USD92,81 per barel, setelah sebelumnya meroket menjadi USD100,54.

Minyak diperkirakan tetap berada di kisaran USD100, terutama setelah menimbang bahwa negara Asia masih mengimpor sebagian besar kebutuhan energinya.

Brent kemungkinan akan tetap berada di atas USD100 per barel sampai pasokan alternatif yang signifikan tersedia dari shale-oil Amerika atau Iran.

Rusia sendiri adalah produsen minyak terbesar ketiga dan eksportir minyak terbesar kedua di dunia.

Analis UBS Giovanni Staunovo mengingatkan persediaan minyak sedang rendah dan kapasitas cadangan berkurang,

“Pasar minyak tidak mampu menanggung gangguan pasokan yang besar," papar dia, dikutip Jumat 25 Februari 2022.

Selain minyak, Rusia juga merupakan pemasok gas alam terbesar ke Eropa, sekitar 35% gas dipasok dari Rusia.


Kewaspadaan China 

Pemerintah China beberapa waktu lalu memperingatkan dampak ketegangan terhadap stabilitas pasar energi.

"Semua negara yang benar-benar bertanggung jawab, harus mengambil tindakan yang bertanggung jawab untuk bersama-sama menjaga keamanan energi global," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China.

Di Amerika Serikat, persediaan minyak mentah komersial naik 4,5 juta barel pekan lalu menjadi 416 juta barel, jauh lebih banyak dari ekspektasi,

Namun, minyak mentah dalam SPR Amerika turun 2,4 juta barel menjadi 582,4 juta barel, terendah sejak 2002, menurut data pemerintah.

Secara global, pasokan minyak tetap ketat karena permintaan pulih dari posisi terendah saat pandemi.

 

 

TAG : Minyak , Brenr , WTI