Lahan bekas tambang (foto: jitunews)
RADARBANGSA.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa neraca perdagangan bulan November 2021 kembali surplus sebesar USD3,51 miliar.
Kepala BPS, Margo Yuwono, menjelaskan surplus perdagangan ini terbentuk karena tingginya nilai ekspor dibandingkan impor baik secara bulanan maupun secara kumulatif. Surplus tersebut cukup besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Ini terjadi karena ekspor karena masih lebih tinggi dibandingkan impor, terbesar dr bahan bakar minera diikuti lemak dan minyak hewan nabati serta besi dan baja, ini penyumbang surplus terbesar di November 2021," ujar Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual Rabu 15 Desember 2021.
Tercatat nilai ekspor pada bulan November 2021 sebesar USD22,84 miliar. Jika dibandingkan bulan Oktober 2021 (month to month / mtom) naik 3,69 persen dimana pada periode itu nilai ekspornya sebesar USD20,03 miliar.
Sementara itu ekspor pada November 2021 jika dibandingkan periode November 2020 (year on year / yoy) mengalami kenaikan signifikan sebesar 49,70 persen. Tercatat pada periode itu nilai ekspornya sebesar USD15,26 miliar.
"Kalau dilihat menurut migas dan non migas, ekspor migasnya meningkat menjadi USD1,33 miliar ini naik 29,95 persen dibandingkan Oktober 2021. Untuk non migas itu naik 2,40 persen dari USD21 miliar menjadi USD21,51 miliar," sambung Margo.
Secara kumulatif, neraca perdagangan sejak Januari - November 2021 terjadi surplus sebesar USD34,32 miliar.
