Fakta Kebijakan Bitcoin di El Salvador Yang Perlu Diketahui

Anata Lu’luul Jannah | Jum'at, 17/09/2021 17:13 WIB
Fakta Kebijakan Bitcoin di El Salvador Yang Perlu Diketahui Bitcoin (Doc: Istimewa)

RADARBANGSA.COM - El Salvador telah resmi menjadi negara pertama yang menerapkan Bitcoin sebagai salah satu mata uang negaranya disamping Dolar Amerika Serikat. 

Presiden El Salvador, Nayib Bukele mengatakan Bitcoin akan membantu mengurangi beban keuangan negara. Di sisi lain, Bitcoin juga digadang - gadang akan menyumbang lebih dari seperlima dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu.

Langkah Bukele ini diikuti oleh pembangunan 200 atm bitcoin yang bernama Chivo di seluruh penjuru negeri. Kebijakan itu juga diiringi berbagai insentif yang dikeluarkan pemerintah dengan harapan warga El Salvador mau melakukan transisi ke mata uang Bitcoin.

Namun sayangnya warga masih belum melihat dampak positif dari penerapan aset kripto itu di negaranya, sehingga sikap pertentangan dari warga masih berlanjut, seperti demo hingga aksi pembakaran atm bitcoin.

Media internasional melaporkan bahwa sejujurnya kebijakan yang ditempuh El Salvador cacat dari segi konsep. Baik dari analis maupun pengamat ekonomi mengamini hal itu. Singkat kata, banyak pekerjaan rumah menanti Bukele jika pihaknya ingin mengimplementasikan kripto secara efektif. Berikut adalah beberapa fakta dan kondisi el salvador sejak ditetapkannya Bitcoin sebagai salah satu mata uang yang sah.

 

Sebagian Besar Masyarakat El Slavador Belum Memahami Bitcoin

Sebuah survei oleh Central American University (UCA) menemukan bahwa hanya 4,8 persen dari 1.281 orang yang memahami apa itu Bitcoin dan bagaimana penggunaannya.

Lebih dari 68 persen yang ditanyai mengatakan bahwa mereka tidak setuju dengan penggunaan mata uang kripto sebagai alat pembayaran yang sah.

Sebagai contoh, Jeanette Sandoval (70 tahun) yang menjual bahan makanan mengatakan bahwa ia tidak akan menggunakan Bitcoin. 

"Saya selalu terbuka untuk berubah, tapi kali ini saya tidak setuju. Pelanggan kami mengatakan mereka tidak akan membayar dalam Bitcoin," ujar Sandoval.

Menurut Sandoval, di negaranya ada banyak orang yang buta huruf dan hampir tidak memiliki ponsel, bukan yang ponsel pintar, tetapi yang tua. Mereka tidak akan menggunakannya.

 

Pemerintah Gelontorkan 200 Juta Dolar Bangun ATM Bitcoin

Untuk menunjang aplikasi ini, Pemerintah telah menginvestasikan US$ 200 juta, termasuk membuat mesin ATM dan membayar komisi transaksi.

Pada minggu pertama, banyak ATM dilaporkan tidak berfungsi. Melansir Financial Times, hanya tiga orang yang berhasil menukarkan bitcoin mereka dengan uang tunai.

Di sisi lain, salah satu bank terbesar El Salvador mengatakan transaksi harian menggunakan bitcoin sangat rendah, atau kurang dari 0,0001% dari keseluruhan transaksi harian.

Pemerintah juga memberikan insentif bitcoin 30 dollar AS (Rp 428.000) yang diharapkan dapat digunakan sebagai alat pembayaran namun malah ternyata ditukarkan dengan uang tunai oleh warga.

 

El Salvador Juga Kembangkan Aplikasi "Chivo Wallet" untuk Transaksi Bitcoin

"Chivo Wallet" adalah aplikasi elektronik yang dapat diunduh warga El Salvador untuk melakukan transaksi mata uang kripto, dan ada bonus pendaftaran 30 dollar AS (Rp 428.000) saat pertama menggunakannya.

Pada awal peluncuran Chivo, warga menemui masalah karena perangkat lunak tersebut macet, sehingga bitcoin sempat kehilangan sekitar 17 persen nilainya.

Namun Bukele mengatakan kesalahan teknis dompet bitcoin El Salvador sebagian besar telah diselesaikan, dan Chivo telah beroperasi penuh dalam beberapa hari.

  

Peringatan dari Ekonom Hingga IMF

Berbagai kalangan, mulai dari ekonom, lembaga pemeringkat kredit, hingga IMF, memperingatkan bahwa apa yang dilakukan Bukele adalah hal yang berisiko tinggi karena volatilitas bitcoin yang tinggi.

Patrick Murray, salah satu pendiri aplikasi e-commerce Tuyo, mengkritik pemerintah karena mewajibkan perusahaan-perusahaan menerima bitcoin dan kegagalan mengajak banyak perusahaan menerima bitcoin.

"Banyak yang menentang kebijakan yang dibuat atas nama bitcoiin ini. Kebijakan ini membuat kami terkenal karena hal yang salah," kata Murray seperti dikutip dari Berita Satu.

Tersendatnya aplikasi Chivo beserta aksi demonstrasi warga di ibu kota membuktikan pernyataan ekonom hingga lembaga diatas. Bukele bahkan disebut sebut sebagai presiden diktator.

 

Pertokoan Hingga Restauran Diwajibkan Terima Pembayaran Bitcoin

Presiden Salvador Nayib Bukele sempat mengeluhkan aplikasi chivo wallet tidak tersedia di berbagai platform internet termasuk Apple dan Huawei.  

Sebelumnya Bukele menggunakan akun Twitter-nya untuk mendorong toko online agar menyediakan Chivo. Permintaan itu direspon oleh Huawei. Tetapi ketika aplikasi tersebut terbukti tidak dapat mengatasi pendaftaran pengguna, pemerintah mencabutnya untuk terhubung ke lebih banyak server dan meningkatkan kapasitas 

Hingga Kamis lalu, masih banyak jaringan supermarket yang belum menerima bitcoin. Tokoh-tokoh pengusaha juga memilih diam dan "wait and see".

 

Pengguna Chivo Sudah Menyentuh 500 Ribu Orang

Presiden El Salvador Nayib Bukele mengeklaim terdapat lebih dari 500.000 orang yang sudah memakai Chivo, dompet bitcoin negara tersebut. Penduduk El Salvador sendiri berjumlah 6,6 juta orang.

"Saat ini kami memiliki lebih dari setengah juta pengguna (dompet Chivo)," demikian kicauan Bukele di Twitter, Senin 13 September 2021.

 




 

 

 


Berita Terkait :