Pasar Kripto Rugi Rp2.000 T, Imbas Anjloknya Harga Bitcoin

Anata Lu’luul Jannah | Rabu, 09/06/2021 13:16 WIB
Pasar Kripto Rugi Rp2.000 T, Imbas Anjloknya Harga Bitcoin Mata Uang Bitcoin (Doc: Istimewa)

RADARBANGSA.COM - Harga Bitcoin (BTC) mencapai level terendahnya sejak 19 Mei 2021. BTC pada Mei terjungkal mendekati USD 31.000. Penurunan ini otomatis menjadi yang pertama dalam sejarah kehidupan BTC.

Dari informasi terbaru, btc pada Rabu Siang mulai merangkak naik di USD 32.944,35

Akibat penurunan yang sangat tajam itu, pasar kripto kehilangan $200 miliar (Rp 2.853 triliun) pada Selasa pagi. Berdasarkan laporan Cointelegraph pasar kripto mengalami kerugian sebesar USD 300 miliar (sekitar Rp 4.280 triliun) untuk minggu ini.

Kemerosotan baru-baru ini juga bertepatan dengan penurunan jumlah transaksi yang mengalir melalui blockchain BTC. Pada 30 Mei, jumlah transaksi BTC harian turun hingga 175 ribu — level terendah hampir tiga tahun yang membentang kembali ke September 2018, menurut data dari BitInfoCharts.

Transaksi BTC sebelumnya berada di 392 ribu pada Januari 2021 dan cukup stabil hingga 15 April dua hari setelah harga koin mencapai puncaknya. Pasca fenomena kebangkitannya, btc akhirnya mengalami penurunan, dengan transaksi turun lebih dari 50 persen sepanjang Mei.

Melansir Coindesk, tekanan datang dari China atas operasi penambangan dan perdagangan kripto, di mana akun Weibo dari para pemimpin opini utama dalam crypto diblokir.

“China terus menekan kripto dengan larangan penambangan yang menghapus platform media sosial paling populer, Weibo, bersih dari akun influencer crypto,” kata Jehan Chu, Managing Partner Kenetic Capital, perusahaan investasi kripto yang berbasis di Hong Kong. 

Bitcoin sebelumnya tercatat jatuh Rp80 Juta dalam satu hari tepatnya pada Kamis 20 Mei 2021. Laju Bitcoin dilaporkan tersendat-sendat pasca fenomena keruntuhannya. BTC nampak mendapat tekanan dari bank-bank negeri maupun swasta di dunia.


Berita Terkait :