Imbas Covid-19, Permintaan Produk IKM Turun Hingga 90 Persen

Anata Lu’luul Jannah | Sabtu, 02/05/2020 12:03 WIB
Imbas Covid-19, Permintaan Produk IKM Turun Hingga 90 Persen Pelaku Usaha Industri Kecil Menengah (Doc: Nalar)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Pandemi Covid-19 telah menyebabkan dampak bagi industri di tanah air khususnya Industri Kecil Menengah (IKM). Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Gati Wibawaningsih  mengutarakan persoalan yang kini sedang dihadapi sektor IKM adalah menurunnya tingkat konsumen.

“IKM cukup terpukul dengan penurunan permintaan hingga 90%. Kami terus mendukung IKM untuk menjangkau pelanggan lewat penjualan online,” tutur Gati di Jakarta, Kamis 30 April 2020.

Berdasarkan hasil dari pemetaan 34 provinsi Gati menyatakan persoalan utama IKM adalah bahan baku dan restrukturisasi kredit. Selain memerlukan modal produksi untuk dapat terus bertahan, ketersediaan bahan baku bagi IKM untuk berproduksi juga sangat menentukan.

“Bahan baku ini yang cukup sulit, beberapa IKM harus melakukan impor melalui distributor yang membuat harganya jadi lebih tinggi,” jelasnya.

Kemenperin mengusulkan dua skema yang akan membantu IKM menghadapi krisis. Dari Rp26,9 triliun yang diusulkan, sebesar Rp22 triliun akan ditujukan khusus sebagai pinjaman pengadaan bahan baku dan Rp4,9 triliun untuk restrukturisasi kredit. 

Kedua skema itu diharapkan dapat diberikan kepada IKM tanpa beban bunga. Sementara itu, untuk skema pembayaran listrik, THR, dan karyawan yang terdampak PHK telah dibuatkan skema tersendiri oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Selain itu, Pihaknya juga mengajukan bantuan kartu prakerja dan jenis pelatihan yang ditujukan kepada industri menengah sehingga mereka mampu meningkatkan kemampuan dalam mengelola usahanya.

Walaupun pelatihan ini berfokus pada sektor industri menengah, Gati mengungkapkan, manfaatnya juga akan dirasakan oleh pelaku industri kecil. Artinya, industri menengah akan menjadi trainners yang membantu atau bahkan bekerja sama dengan pelaku industri kecil untuk maju dan bangkit kembali.

“Industri kecil dan menengah memiliki keterkaitan. Apabila industri menengah membutuhkan bantuan untuk memenuhi pesanan, mereka bisa mendapatkan suplai dari industri kecil. Sehingga melalui program ini, pelaku industri menengah diarahkan menjadi trainners sekaligus membangun ekosistem industri,” paparnya.


Berita Terkait :