Semen Indonesia Catatkan Laba Bersih Rp 2 Triliun

Anata Lu’luul Jannah | Rabu, 18/03/2020 11:45 WIB
Semen Indonesia Catatkan Laba Bersih Rp 2 Triliun Semen Indonesia Catatkan Laba Bersih Rp 2 Triliun (Foto: Radar Surabaya)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (“SIG”) dikabarkan mencatat laba bersih sebesar Rp2.392 triliun di Tahun 2019.

Direktur Utama SIG, Hendi Prio Santoso mengatakan bahwa Perseroan mampu menjaga kinerja dengan mencatatkan EBITDA margin sebesar 21,5%, atau meningkat 0,1% dari tahun sebelumnya.

“Pertumbuhan EBITDA Margin ini berasal dari berbagai inisiatif strategis yang dilakukan Perseroan, mulai dari integrasi Solusi Bangun Indonesia (SBI), optimalisasi fungsi strategis di bidang marketing, supply chain, procurement, dan berbagai langkah cost transformation Perseroan” jelas Hendi Prio Santoso dalam keterangan resmi, Selasa 17 Maret 2020

Pada tahun 2019, Perseroan sempat mencatat penurunan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 23,2% dibandingkan periode yang sama di tahun 2018. Penurunan laba bersih ini disebabkan karena peningkatan beban keuangan dalam proses akuisisi SBI.

Hendri mengatakan di tahun 2019 Perseroan telah melakukan berbagai langkah untuk efisiensi beban keuangan, diantaranya dengan melakukan pembayaran atau pelunasan pinjaman sebesar Rp 1,4 triliun selama tahun 2019. Selain itu, Perseroan juga telah melakukan refinancing atas pinjamannya di tahun 2019 sehingga memperoleh tingkat bunga yang lebih kompetitif.

Sepanjang tahun 2019, SIG mencatatkan total volume penjualan domestik dan ekspor sebesar 42,6 juta ton, termasuk penjualan dari Thang Long Cement (TLCC) Vietnam. Volume penjualan tersebut naik 28,5% dibanding periode yang sama tahun 2018 sebesar 33,2 ton. Sedangkan penjualan domestik SIG tahun 2019, di Indonesia meningkat 32,5% menjadi 36,3 juta ton meskipun permintaan di pasar semen domestik hanya tumbuh 0,3%. Sementara penjualan regional yaitu penjualan dari Vietnam dan ekspor meningkat 9,1% dari tahun sebelumnya menjadi 6,3 juta ton.


Berita Terkait :