Menkop Targetkan Ekspor UMKM Naik 18% di 2020

Anata Lu’luul Jannah | Selasa, 10/12/2019 15:10 WIB
Menkop Targetkan Ekspor UMKM Naik 18% di 2020 Pengusaha UMKM. (Foto: intitradacom)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop dan UKM), Teten Masduki menargetkan pada akhir 2020 kontribusi UMKM terhadap ekspor meningkat menjadi 18% dari sebelumnya 14%. Begitu pula dengan kontribusi UMKM terhadap Produk Donestik Bruto (PDB) nasional ditargetkan meningkat menjadi 61% dan rasio kewirausahaan menjadi 3,55%.

"Kita juga akan meningkatkan jumlah koperasi moderen dan UMKM naik kelas," kata Teten dalam siaran pers, 9 Desember 2019. 

"Pertumbuhan ekonomi nasional bisa sebesar 5% itu karena belanja pemerintah dan konsumsi masyarakat. Kita harus menjaga daya beli masyarakat tetap tinggi. Di sini, peran UMKM yang amat besar diperlukan," jelas Menkop.

Dalam hal ini, Teten kemudian menegaskan beberapa hal kebijakan pengembangan UMKM ke depan.

Pertama, pengembangan UMKM dilakukan dengan pendekatan kelompok, komunitas, dan kluster. 

"Arahnya akan ke one village one product atau OVOP. Daerah harus konsentrasi ke produk unggulan yang berbahan dasar lokal dan memiliki supply banyak," ucap Teten.

Kedua, prioritas pada sektor riil (produksi) yang berorientasi ekspor dan substitusi impor.

"Komoditinya harus dipilih, dan Pemda harus memandu dan mengarah sektor apa yang bakal dikembangkan. Di sini, kita butuh peran market intelejen", tandas Teten.

Ketiga, pemberdayaan UMKM dilakukan secara lintas sektoral dengan One Gate Policy, dan melibatkan kemitraan dengan pihak ketiga (swasta).

Keempat, pemberdayaan UMKM dilakukan secara variatif sesuai dengan karakteristik dan level UMKM. 

"Yang tak boleh ketinggalan adalah modernisasi dan inovasi UMKM, harus sama dengan yang diterapkan usaha besar," kata Menkop.

Bagi Teten, daya saing produksi UMKM harus setara dengan usaha besar. Terlebih lagi, pasar domestik saat ini sudah diserbu produk impor melalui e-commerce.

"Banyak UMKM kita belum terhubung dengan global value chain," tegas Teten.Adapun jika dibandingkan dengan Negara Asean, Teten menyebut UMKM Indonesia masih berada di posisi ke-4 di bawah Malaysia, Singapura, dan Thailand.

"Index daya saing di Asean menyangkut sertifikasi internasional, kepemilikan akun bank, kemampuan mengelola usaha, hingga pengalaman manajerial, masih sangat rendah. Ini yang perlu kita tingkatkan," tukas Menkop.

Teten juga meminta Pemda untuk mendorong pelaku UMKM untuk Go Online dalam pemasaran produknya.

"Hanya saja, dalam pemasaran online, tak sekadar mengandalkan kualitas dan kemasan produk, serta unsur higienis saja, melainkan juga perilaku bisnis UMKM harus diperhatikan. Itu terkait pelayanan terhadap konsumen hingga tingkat kesiplinan UMKM merespon keinginan pasar," tegas Teten.

Dalam kesempatan yang sama, Teten memaparkan aneka produk asli Indonesia yang banyak diminati pasar internasional. Diantaranya, udang, pisang, fesyen Muslim, kopi, indigenous product (produk berbasis desa dan hutan) yang memiliki nilai tinggi, produk halal, dan furnitur.

"Kita semua harus memperluas dan memperkuat produk-produk tersebut di pasar global," pungkas Menkop.


Berita Terkait :