Perkuat SDM Indonesia, Menaker: Kalau Ingin Menang, Harus Diatas Standar

Rahmad Novandri | Rabu, 11/04/2018 18:56 WIB
Perkuat SDM Indonesia, Menaker: Kalau Ingin Menang, Harus Diatas Standar Menteri Ketenagakerjaan RI, Muhammad Hanif Dhakiri.

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Menteri Ketenagakerjaan RI M. Hanif Dhakiri mengatakan saat ini Pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk bisa melampaui standar kompetensi yang berlaku di dunia kerja. Sehingga, kedepannya SDM Indonesia benar-benar bisa bersaing dengan negara lain.

"Untuk bisa memastikan menang, ya, harus di atas standar," kata Menaker Hanif Dhakiri dalam diskusi publik Forum Kebijakan Ketenagakerjaan (FKK) di auditorium CSIS, Jakarta, Rabu, 11 April 2018.

Untuk mewujudkan hal itu, pemerintah terus berupaya memperkuat kompetensi SDM Indonesia melalui beberapa cara. Pertama, penguatan akses dan mutu vocational training (pelatihan vokasi) dan retraining.

Hanif menjelaskan, langkah itu dilakukan karena angkatan kerja Indonesia saat ini masih didominasi lulusan SD-SMP. Saat ini, sekitar 60 persen dari 128 juta angkatan kerja masih berpendidikan SD-SMP.

"Dengan adanya profil angkatan kerja kita ini menyebabkan kita oversupply di bawah. Sedangkan tenaga kerja level menengah ke atas kita kekurangan," tutur Hanif seperti dikutip jpnn.com.

Dia menerangkan, vocational training dan retraining juga bertujuan membantu lulusan pendidikan Indonesia yang dihadapkan pada problem missmatch dan under qualification. Missmatch merupakan persoalan di mana kompetensi yang dimiliki lulusan lembaga pendidikan tidak sesuai dengan kebutuhan dunia industri. Tingkat missmatch-nya pun cukup tinggi, yakni mencapai 64 persen.

"Artinya, dari sepuluh orang hanya 3-4 orang saja yang match," kata Hanif.

Sementara itu, under qualification merupakan problem di mana kualifikasi yang dimiliki lulusan lembaga pendidikan masih berada di bawah standar pasar kerja/dunia industri. “Ini harus dijembatani dengan berbagai vocational training dan retraining agar mereka bisa masuk ke pasar kerja atau menjadi wirausaha baru," tutur Hanif.

Selain itu, dia menilai vocational training dan retraining juga dapat membantu pekerja yang terancam PHK akibat dari revolusi industri 4.0 dan pekerja yang terjebak pada jenis-jenis pekerjaan tertentu.


Berita Terkait :