Jalur Gumitir Ditutup Total, Pemkab Banyuwangi Khawatir Picu Inflasi Dan Ganggu Distribusi BBM

Arif Setiawan | Sabtu, 28/06/2025 22:01 WIB
Jalur Gumitir Ditutup Total, Pemkab Banyuwangi Khawatir Picu Inflasi Dan Ganggu Distribusi BBM Jalur Gumitir. (Foto: bwitoday)

RADARBANGSA.COM - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menyatakan penolakan terhadap rencana penutupan total Jalur Gumitir yang menghubungkan Banyuwangi dan Jember selama proses perbaikan jalan pada Juli hingga Desember 2025. Penutupan dinilai akan berdampak luas terhadap distribusi logistik dan potensi inflasi di sejumlah wilayah.

Kepala Dinas Perhubungan Banyuwangi, Komang Sudira Atmaja, menegaskan pihaknya lebih memilih opsi buka-tutup dibandingkan penutupan total. Ia menyebut penutupan penuh akan meningkatkan biaya distribusi dan logistik karena jalur alternatif melalui Bondowoso–Situbondo memiliki keterbatasan.

"Karena proses biaya akomodasi menjadi lebih mahal, karena harus menempuh rute yang lebih jauh. Itu nanti yang coba kami sampaikan supaya dapat menjadi bahan pertimbangan," kata Komang dikutip Sabtu (28/6/2025).

Salah satu dampak nyata dari penutupan total, lanjut Komang, adalah terganggunya distribusi bahan bakar minyak (BBM). Jalur alternatif tidak memungkinkan dilalui truk tangki BBM karena keterbatasan kapasitas jembatan di wilayah Bondowoso.

"Teman-teman Pertamina bertanya soal itu. Truknya tidak mungkin lewat jembatan di Bondowoso karena bebannya lebih berat dari jembatan. Karena tidak bisa lewat, kalau ngirim ke Jember kan harus lewat Probolinggo. Tapi lebih jauh rutenya dan bisa berdampak ke inflasi," jelasnya.

Meski demikian, Komang mengakui bahwa penutupan jalur dilakukan demi alasan keselamatan karena pengerjaan menggunakan alat berat berisiko tinggi. "Informasi yang kami terima alasan mengapa jalur ditutup karena alasan keselamatan, karena pengerjaan proyek ini menggunakan alat-alat besar. Tapi ini masih akan dibahas bersama dengan Ditlantas dan beberapa pihak lainya," ujarnya.

Sementara itu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali menegaskan bahwa perbaikan Jalur Gumitir dilakukan melalui paket pekerjaan Preservasi Jalan dan Jembatan Tahun Anggaran 2025. Pekerjaan mencakup penanganan longsoran dengan penguatan lereng bawah menggunakan konstruksi bored pile sebanyak 55 titik sepanjang 115 meter serta perbaikan geometri jalan.

"Pekerjaan ini mempunyai risiko yang sangat tinggi bagi keselamatan pengguna jalan," ujar Satiya, PPK 1.4 di Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Jawa Timur.

Ia menjelaskan penutupan total dijadwalkan hanya dua bulan, yakni dari 24 Juli hingga 24 September 2025, karena lebar jalan tidak memungkinkan untuk dilewati kendaraan saat alat berat beroperasi. Selain itu, cuaca yang kerap hujan di kawasan tersebut meningkatkan risiko longsor selama pengerjaan.

Satiya menambahkan, pihaknya telah menggelar rapat koordinasi dengan kepolisian dan dinas terkait pada 24 Juni 2025 untuk merancang skema pengalihan arus lalu lintas serta sosialisasi kepada masyarakat.

"PPK 1.4 Provinsi Jawa Timur juga telah mempersiapkan rambu lalu lintas serta berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk sosialisasi pelaksanaan pekerjaan dan pengalihan arus lalu lintas," katanya.

Rapat koordinasi lanjutan dijadwalkan awal Juli 2025 bersama Polda Jatim untuk memfinalisasi skema penutupan jalur Gumitir selama proses perbaikan berlangsung.