
RADARBANGSA.COM - PT Pertamina Patra Niaga melakukan investigasi menyeluruh terkait dugaan masalah kualitas bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah SPBU di Bali, menyusul keluhan masyarakat yang menyebutkan adanya kerusakan kendaraan setelah mengisi BBM.
“Kami sangat menghargai masukan masyarakat karena itu membantu kami selaku lembaga penyalur untuk terus berbenah dan memberikan pelayanan yang lebih baik,” ujar Manager Komunikasi, Relasi, dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara, Ahad Rahedi, di Denpasar, dikutip Rabu (26/6).
Ahad menyampaikan, pihaknya telah menurunkan tim ke lapangan untuk mengambil sampel BBM dari SPBU serta bengkel-bengkel yang menangani kendaraan terdampak. Sampel tersebut selanjutnya akan diuji di laboratorium guna mengetahui kesesuaian standar mutu.
“Upaya ini untuk memastikan produk BBM yang diterima masyarakat telah memenuhi standar mutu yang ditetapkan, baik dari sisi spesifikasi teknis maupun volume penyaluran,” jelasnya.
Ia juga menyatakan bahwa investigasi mencakup kemungkinan adanya faktor lain yang menjadi penyebab gangguan kendaraan, termasuk gangguan teknis non-BBM.
“Saat ini proses investigasi dan pengujian secara seksama masih terus berlangsung,” imbuh Ahad.
Dalam penyaluran BBM, lanjutnya, Pertamina memastikan seluruh prosedur operasional dijalankan secara ketat. Setiap SPBU, katanya, melakukan pemeriksaan rutin terhadap kualitas dan kuantitas BBM.
“Setiap SPBU secara rutin melakukan uji kualitas dan kuantitas seperti pengecekan densitas, suhu, dan visual untuk memastikan BBM yang disalurkan sesuai standar dan aman,” terangnya.
Keluhan terkait kualitas BBM pertama kali mencuat di media sosial. Sejumlah pengguna kendaraan mengeluhkan kerusakan pada mesin usai mengisi BBM yang diduga tercampur air. Unggahan tersebut menyita perhatian publik dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan konsumen.
Ahad pun mengimbau masyarakat yang mengalami kendala serupa untuk segera melapor kepada SPBU resmi tempat pengisian atau menghubungi pusat layanan Pertamina.
“Masyarakat dapat menghubungi pusat layanan 135 melalui telepon, e-mail, atau media sosial resmi,” katanya.
Ia menambahkan, “Kami menganjurkan agar laporan disertai informasi lengkap seperti kronologi, lokasi SPBU, hingga jumlah pengisian bahan bakar yang dilakukan.”
Hingga kini, Pertamina masih menunggu hasil uji laboratorium sebagai dasar pengambilan tindakan lebih lanjut.