
RADARBANGSA.COM - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan mulai menerapkan kebijakan sweeping jam malam untuk anak-anak yang masih berkegiatan di luar rumah setelah pukul 22.00 WIB.
Kebijakan ini akan diberlakukan mulai Kamis, 3 Juli 2025, dan difokuskan di sejumlah ruang terbuka publik di Kota Pahlawan.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menegaskan langkah ini diambil untuk melindungi anak-anak dari potensi risiko negatif ketika berada di luar rumah tanpa pengawasan orang tua.
Untuk mendukung kebijakan tersebut, Pemkot akan membentuk Satuan Tugas (Satgas) khusus di setiap Rukun Warga (RW).
“Satgas akan dibentuk di setiap RW. Kami terbitkan surat keputusan (SK) untuk tiap RW, dan setelah semua siap, sweeping akan dimulai pada Kamis malam,” ujar Eri dikutip Kamis (3/7/2025).
Ia menjelaskan bahwa penertiban tidak berlaku bagi anak-anak yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran atau aktivitas positif yang diketahui dan diizinkan orang tuanya.
Namun, bagi mereka yang nongkrong atau pacaran di taman malam hari tanpa pengawasan, akan dikenai tindakan pembinaan.
“Kalau anak sedang belajar, silakan. Bisa dicek langsung ke orang tuanya. Tapi kalau ada anak-anak boncengan bertiga, tidak pakai helm, apalagi pacaran di taman malam-malam, itu akan kami tertibkan,” tegasnya.
Eri menambahkan, penegakan kebijakan ini merupakan bentuk kolaborasi antara pemerintah, sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam membentuk karakter generasi muda sejak dini.
Tidak akan ada sanksi administratif bagi anak yang terjaring sweeping, melainkan akan dikembalikan ke orang tua atau Satgas RW untuk mendapatkan pembinaan.
“Ini gerakan jangka panjang. Kita ingin bentuk karakter anak-anak sejak kecil. Maka kami libatkan juga LSM, komunitas, hingga tokoh agama,” jelasnya.
Pemkot Surabaya sebelumnya juga telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 400.2.4/12681/436.7.8/2025 tentang Pembatasan Jam Malam bagi Anak, sebagai dasar pelaksanaan kebijakan ini.
Tujuannya, untuk memastikan anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang aman, terlindungi dari kekerasan, penyalahgunaan, dan risiko pergaulan bebas.
Eri pun mengimbau para orang tua agar aktif mengajak anak-anak mereka terlibat dalam kegiatan positif dan membangun, demi masa depan yang lebih baik.