
RADARBANGSA.COM - Kementerian Agama (Kemenag) mengatakan, pihaknya memastikan bahwa jemaah tetap mendapatkan pelayanan yang optimal, meski saat di Makkah, jemaah dikelompokkan berdasarkan syarikah yang melayani mereka dan bukan berdasarkan kloter.
Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag Muchlis Hanafi mengatakan dalam konferensi pers daring di Jakarta, Senin (12/5), pada transformasi sistem haji yang sejak 2022, terdapat pergeseran dari sistem berbasis geografis menjadi berbasis syarikah, yang bertujuan untuk mempermudah pengendalian layanan oleh syarikah sebagai pihak yang bertanggung jawab langsung pada jemaah.
"Sistem ini juga memastikan tanggung jawab layanan itu lebih terfokus, lebih profesional oleh perusahaan. Kemudian juga memperjelas sistem koordinasi pelaporan, terutama syarikah kepada Kementerian Haji, kepada otoritas setempat, dan kalau ada terjadi apa-apa itu responnya di lapangan juga bisa dilakukan oleh syarikah yang menggaransi jemaah," kata Muchlis.
Dia menilai, salah satu konsekuensi dari sistem tersebut adalah jemaah diinapkan pada hotel-hotel yang berbeda sesuai dengan syarikahnya. Namun demikian, katanya, hal tersebut tidak mengurangi kualitas maupun kuantitas layanan pada jemaah.
Lebih lanjut disampaikannya, pihaknya menyesuaikan dengan sistem tersebut agar saat puncak haji, berbagai aspek mulai dari transportasi, mobilisasi, hingga konsumsi, lebih efektif dan efisien, dan sesuai dengan hak jamaah. Menurutnya, sistem syarikah adalah langkah yang tepat untuk pelayanan yang menyeluruh.
"Mereka tentu ingin agar layanan yang diberikan itu adalah layanan yang prima. Jamaah itu aman, nyaman, dan yang terpenting adalah keselamatan jamaah," tuturnya.
"Dan semua proses layanan itu diawasi langsung oleh PPIH Arab Saudi," tambahnya.