Sudjatmiko Dorong Perbaikan Sistem Drainase di Bekasi Minimalisir Dampak Banjir

Rahmad Novandri | Kamis, 06/03/2025 21:16 WIB
Sudjatmiko Dorong Perbaikan Sistem Drainase di Bekasi Minimalisir Dampak Banjir Anggota DPR RI FPKB, Sudjatmiko (foto: istimewa)

RADARBANGSA.COM - Anggota Komisi V DPR RI, Sudjatmiko menyampaikan bahwa Kota Bekasi menjadi salah satu wilayah terparah terdampak banjir di kawasan Jabodetabek beberapa hari terakhir. Dampak banjir dirasakan oleh masyarakat di 12 kecamatan sehingga melumpuhkan aktivitas perekonomian.

"Ini adalah banjir terparah sejak 2020 di Bekasi. Daerah Pondok Gede Permai, Bekasi menjadi wilayah yang terdampak paling parah. Di Bogor, intensitas hujan tercatat mencapai 232 mm per hari, sementara ambang batas normalnya hanya sekitar 125 hingga 145 mm per hari. Jadi, ini benar-benar bencana besar," kata Anggota Komisi V DPR RI Sudjatmiko dalam keterangan tertulis, Kamis, 6 Maret 2025.

Miko, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa setelah turun langsung ke lokasi banjir, dirinya mendapati kurang optimalnya penataan tata ruang dan sistem drainase di wilayah Kota Bekasi. Menurutnya dua hal tersebut memperparah dampak banjir di Kota Bekasi. 

"Kedepan ini yang harus diperbaiki untuk meminimalkan dampak banjir," ujarnya.

Kemudian terkait kerusakan infrastruktur, Politis PKB ini mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemkot Bekasi dan Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) terkait langkah kedepan dalam hal penyelesaian sodetan Kali Bekasi. "Pernah saya sampaikan saat rapat bersama Kementerian PU bahwa pentingnya sodetan Kali Bekasi tersebut disegerakan tahapan 1 hingga 7 terutama mengurangi kebanjiran hebat 5 tahunan," tuturnya.

Dalam waktu dekat, Miko berharap pemerintah terus melakukan upaya mitigasi terkait tingginya curah hujan. Salah satunya dengan teknologi modifikasi cuaca untuk mengurangi intensitas hujan di wilayah Jabodetabek.

"Alhamdulillah, BMKG, BNPB, dan Kementerian PMK akan melaksanakan modifikasi cuaca selama 12 hari ke depan. Mudah-mudahan hujan dapat dipercepat dan dialihkan ke wilayah Laut Jawa, sehingga curah hujan di Jabodetabek bisa berkurang dan mengurangi risiko banjir susulan," tambahnya.