RADARBANGSA.COM - Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa, Nihayatul Wafiroh menginstruksikan seluruh kadernya untuk mendorong dan proaktif bersama-sama pemerintah melakukan mitigasi sehingga cepat dan tepat dalam menghadapi bencana.
"Saya mengajak kader Perempuan Bangsa untuk mendorong pemerintah melakukan mitigasi bencana dalam menghadapi musim penghujan ini, terutama di daerah-daerah rawan bencana. Sehingga kita bersama-sama cepat tanggap menghadapi persoalan di lapangan," ungkapnya di Jakarta, Senin (16/12/2024).
Perempuan yang akrab disapa Ninik itu berujar, seluruh kader Perempuan Bangsa siap mewujudkan komitmen PKB sebagai Green Party atau Partai Hijau untuk mengawal setiap kebijakan dan program terkait pembangunan lingkungan hidup berkelanjutan, termasuk saat menghadapi bencana alam. Menurutnya, perempuan memiliki tiga peran penting dalam mengatasi bencana, yaitu sebelum bencana, saat bencana dan setelah bencana.
"Perempuan memiliki peran kunci dalam menghadapi bencana, yaitu sebelum, saat dan sesudah bencana. Mengapa? Karena perempuan tidak hanya memahami kebutuhan masyarakat secara umum, tetapi mereka juga memahami kebutuhan spesifik perempuan dan anak. Oleh karena itu, perempuan perlu terlibat dalam penanganan bencana sejak awal mitigasi," jelasnya.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI ini juga menegaskan bahwa dalam penanganan bencana, perempuan memiliki sensitivitas dan kemampuan mendirikan tempat pengungsian yang lebih tertutup sehingga aman bagi perempuan dan anak.
"Peran perempuan juga dibutuhkan dalam penanganan bencana karena mereka terbiasa mengurus keluarga. Pengalaman mereka sangat berharga dalam menangani korban bencana, termasuk menyediaan ruang yang aman dan nyaman bagi ibu dan balita. Sehingga mereka terlindungi dari segala ancaman, termasuk ancaman kekerasan seksual di pengungsian," tegasnya.
Seperti diketahui, BNPB mencatat bahwa sejak Januari sampai 14 Desember 2024, terjadi 1.942 bencana. Banjir merupakan bencana terbanyak, yakni 976 kali. Adapun tanah longsor sebanyak 120 kali, selebihnya berupa gempa bumi, cuaca ekstrim, gelombang pasang dan abrasi. Bencana alam di Indonesia sepanjang 2024 telah menelan 469 korban meninggal, 5.643.138 warga mengungsi, 1.157 korban luka-luka dan 58 warga dinyatakan hilang.
Selain korban manusia, BNPB juga mencatat 61.554 rumah rusak berat, sedang dan ringan. Lembaga yang bertanggungjawab terhadap penanggulangan bencana jugamencatat 949 fasilitas umum mengalami kerusakan, seperti fasilitas pendidikan, fasilitas layanan kesehatan dan rumah ibadah. Diperkirakan potensi banjir masih akan terjadi di bulan Januari, Februari dan Maret 2025.