Presiden Prabowo Subianto Apresiasi Mekanisme Pengendalian Inflasi di Tanah Air

Rahmad Novandri | Senin, 09/12/2024 19:15 WIB
Presiden Prabowo Subianto Apresiasi Mekanisme Pengendalian Inflasi di Tanah Air Prabowo Subianto (Presiden RI). (Foto: Antara)

RADARBANGSA.COM - Presiden RI, Prabowo Subianto memerikan apresiasi tinggi terhadap mekanisme pengendalian inflasi di Tanah Air. Menurut Presiden, hal tersebut sebagai inovasi besar dalam tata kelola ekonomi nasional.

"Saya minta mekanisme ini dilanjutkan, Mendagri teruskan ini. Saya juga ucapkan terima kasih kepada semua pihak, lintas kementerian di tingkat pusat dan juga di daerah. Terima kasih saya, penghargaan saya, saya kira suatu saat ini akan menjadi studi kasus, banyak negara akan belajar ke kita," ujar Presiden Prabowo dalam sambutannya dalam acara Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2024 di Sasana Bhakti Praja, Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Senin, 9 Desember 2024.

Pada kesempatan itu, Presiden Prabowo juga menekankan bahwa kunci utama pengendalian inflasi di masa depan adalah swasembada pangan, baik di tingkat nasional maupun daerah. Kepala Negara mendorong terciptanya swasembada pangan hingga ke tingkat kabupaten dan kecamatan, sesuai dengan kearifan lokal bangsa.

"Kuncinya sekali lagi adalah swasembada. Swasembada pangan dalam arti yang luas dan dalam arti yang menyeluruh. Dari dulu kita diajarkan tiap desa harus punya lumbung pangan, tiap desa. Jadi inilah strategi besar kita," ungkapnya. 

Presiden Prabowo juga memuji capaian inflasi nasional yang berhasil ditekan di bawah 3 persen meski di tengah ketidakpastian global. Hal ini, menurutnya, merupakan prestasi yang patut disyukuri.

"Tetapi secara keseluruhan sebetulnya inflasi kita yang dalam kondisi sekarang, saya kira sudah cukup bersyukur kita, dibawah 3 persen inflasi, saya kira sudah sesuatu yang prestasi," tukas Presiden.

Lebih lanjut Presiden Prabowo berpesan pentingnya menjaga persatuan dan kerukunan di tengah ancaman ketidakstabilan global. Ia minta seluruh elemen bangsa tidak mudah terpancing oleh provokasi yang dapat memecah belah bangsa.

"Indonesia terlalu kuat, Indonesia terlalu kaya, Indonesia terlalu besar, selalu ingin dirusak. Swasembada pangan, swasembada energi, kunci pengendalian inflasi, terobosan semacam ini juga sesuatu yang yang sangat bermanfaat," tandasnya.