Tekan Angka Kemiskinan, Pemda DIY Diimbau Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Rahmad Novandri | Kamis, 16/02/2023 21:45 WIB
Tekan Angka Kemiskinan, Pemda DIY Diimbau Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Anggota Banggar DPR RI Fraksi PKB, Sukamto. (Foto: istimewa)

RADARBANGSA.COM - Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Sukamto mengatakan bahwa dengan penambahan anggaran Dana Keistimewaan (Danais) di DIY diharapkan dapat menambah kesejahteraan masyarakatnya. Pasalnya, menurut Sukamto, Provinsi DIY dalam rilis yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2022, memiliki angka kemiskinan tertinggi se-Pulau Jawa.

"Dengan penambahan anggaran (dana keistimewaan), saya menginginkan masyarakat di DIY bisa sejahtera, yakni bisa juga anggaran tersebut diberikan kepada lurah-lurah desa, ataupun kepala dusun sebagai penghubung masyrakatnya," ujarnya seperti dilansir dari laman resmi DPR RI, Kamis, 16 Februari 2023.

Sejujurnya, Sukamto merasa prihatin dengan tingginya angka kemiskinan di DIY. Karena itu, ia berkomitmen akan terus berupaya bisa menambah anggaran agar bisa membantu menyejahterakan masyarakat DIY. 

"Saya akan mengupayakan penambahan anggaran tahun depan, karena melihat di Yogyakarta ini merupakan daerah istimewa. Yang banyak didatangi mahasiswa dari berbagai daerah dari seluruh Indonesia bahkan dari negara luar (negeri) pun bersekolah di salah satu universitas terkemuka. Dengan demikian saya sebagai (anggota dewan dari) dapil sini, prihatin kalo disini menjadi provinsi termiskin," papar Politisi Fraksi PKB itu.

Ia menilai kemiskinan yang terjadi di DIY karena Yogyakarta adalah wilayah yang kecil, di mana tidak memiliki keberlimpahan Sumber Daya Alam (SDA) meski memiliki banyak Sumber Daya Manusia (SDM). Karena itu, ia menegaskan, DIY tidak semata-mata dimiliki orang Yogyakarta saja namun para mahasiswa yang menuntut ilmu. 

Namun, pasca lulus, para mahasiswa tersebut tidak bekerja di DIY melainkan kembali ke kota asalnya masing-masing. Hal inilah yang menurutnya menjadi penyebab DIY mendapat predikat sebagai provinsi termiskin di Pulau Jawa.

"Karena tidak ada SDA, sementara yang menjadi sumber kesejahteraan adalah bersumber dari para mahasiswa yang bersekolah DIY. Sedangkan, pada saat adanya wabah covid-19, mahasiswa-mahasiswi kembali ke kota masing-masing hanya melakukan virtual (perkuliahan), sehingga perputaran ekonominya melambat. Dengan demikian, saya berusaha semaksimal mungkin untuk membantu anggaran di DIY untuk meretas kemiskinan," imbuh Sukamto.