Negara-negara di Kawasan Samudera Hindia Gelar Pelatihan Mitigasi Tsunami

M. Isa | Rabu, 07/10/2020 17:42 WIB
Negara-negara di Kawasan Samudera Hindia Gelar Pelatihan Mitigasi Tsunami Indonesia bersama dengan negara-negara di kawasan Samudera Hindia menggelar latihan gabungan bertajuk Indian Ocean Wave Exercise 2020 (IOWave20) foto: BNPB

JAKARTA, RADARBANGSA.COM – Indonesia bersama dengan negara-negara di kawasan Samudera Hindia menggelar latihan gabungan bertajuk Indian Ocean Wave Exercise 2020 (IOWave20). Latihan yang diselenggarakan Selasa 6 Oktober 2020 kemarin menitikberatkan pada latihan sistem peringatan dini dan mitigasi tsunami.

Penyelenggaraan IOWave20 menggunakan tiga skenario tsunami yang disepakati oleh Inter-governmental Coordination Group/Indian Ocean Tsunami Warning Mitigation System (ICG/IOTWMS) Unesco-IOC yakni Sunda Trench, Andaman Trench dan Makran Trench. Namun Indonesia hanya berpartisipasi dalam latihan dengan skenario Sunda Trench yang berada di Selatan Jawa. 

Peristiwa ini disimulasikan terjadi pada pukul 10.00 WIB dan berada di selatan Jawa. Pemodelan tsunami menggunakan modelling Tsunami Observation and Simulation Terminal (TOAST) dengan menghasilkan data peringatan dini. Peringatan dini simulasi menyebutkan gempa dengan magnitudo 9.1 dan berkedalaman 10 km.  

Latihan dengan metode table top exercise (TTX) ini dikoordinasikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dengan melibatkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan lembaga-lembaga terkait di Indonesia serta 24 negara-negara di kawasan Samudera Hindia.

Pada kesempatan ini, BMKG akan menguji diseminasi informasi dari perangkat warning receiver system new generation atau WRS NewGen yang telah terpasang di kantor BPBD dan mitra terkait lainnya. 

Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, IOWave20 merupakan sarana yang tepat untuk memahami produk peringatan dini. Tahun ini BMKG telah berhasil memasang WRS NewGen yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan berbasiskan Internet of Think (IoT).

"Masyarakat akan menerima informasi dari BMKG dengan cepat dan didukung oleh para petugas operasional InaTEWS, maka informasi yang diterima selain cepat tentunya juga akurat," kata Dwikorita dilansir BNPBgoid, Rabu 7 Oktober 2020.


Berita Terkait :