Begini Aktivitas Terkini Gunung Semeru

Anata Lu’luul Jannah | Senin, 09/03/2020 11:35 WIB
Begini Aktivitas Terkini Gunung Semeru Aktivitas Terkini Gunung Semeru (Foto: Istimewa)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Gunung Semeru merupakan salah satu gunungapi aktif di Indonesia. Secara geografis puncaknya terletak pada 08?06`30" lintang selatan dan 112?55`00" bujur timur dengan tinggi puncaknya (Mahameru) 3676 m dpl. Tercatat, tingkat aktivitas Gunung Semeru sejak tanggal 2 Mei 2012 berada pada Level II atau Waspada.

Dilansir dari website resmi ESDM, secara visual selama awal Maret 2020 ini terjadi letusan terus menerus yang menghasilkan kolom letusan dengan ketinggian maksimum 200 meter diatas kawah puncak berwarna. Kolom erupsi ini diketahui berwarna kelabu hitam.

Saat tidak terjadi erupsi, teramati hembusan gas menerus berwarna putih tipis dengan tinggi maksimum 100 m disertai sinar api diam dengan tinggi 10 - 50 m dari Kawah Jonggring Seloko.

Terpantau pula aktivitas guguran lava pijar sejak akhir Februari 2020 dengan jarak luncur 500-1000 m ke arah Besuk Kembar, Besuk Bang dan Besuk Kobokan.

Pada 3 Maret 2020 terjadi satu kali awan panas guguran dari ujung aliran lava ke arah Besuk Kembar dan Besuk Bang sejauh 2250 m atau 3 km dari kawah puncak. Hingga 8 Maret 2020 aktivitas guguran masih terjadi dengan jarak luncur maksimum 700 m ke arah Besuk Kembar, dan Besuk Kobokan dengan jumlah kejadian fluktuatif.

Secara Kegempaan, aktivitas kegempaan Gunung Semeru masih tinggi yang didominasi oleh jenis Gempa Letusan, Guguran dan Hembusan. Pada 5 Maret 2020 terjadi kenaikkan jumlah Gempa letusan, kemudian menurun pada hari berikutnya. Gempa Guguran meningkat pada akhir Februari dan guguran lava terekam mulai tanggal 26 Februari 2020. Interval gempa letusan rata - rata terjadi setiap 1 jam sekali dan masih berpotensi terjadi letusan. Gempa Harmonik juga terekam berfluktuatif.

Hingga awal Maret 2020, jumlah Gempa Letusan lebih besar dibandingkan dengan Gempa Guguran yang mengindikasikan saat ini Gunung Semeru dalam fase konstruktif (pembentukan tubuh gunung api oleh material hasil erupsi).

Berdasarkan data pemantauan tersebut, pemerintah kemudian melampirkan beberapa potensi bahaya yang kemungkinan terjadi.

Potensi ini seperti potensi erupsi menerus yang kemungkinan masih ada dengan sebaran material erupsi berupa aliran lava, hujan abu lebat dan lontaran batu (pijar) di sekitar kawah dalam radius 1 km dari pusat erupsi, serta awan panas guguran sejauh 4 km di sekitar lereng tenggara dan selatan. Namun hingga saat ini jarak luncur awan panas guguran masih di bawah 4 km.

Pemerintah juga meminta masyarakat untuk waspada terhdapa peningkatan gempa-gempa guguran yang menandakan ketidakstabilan ujung aliran lava yang berpotensi menjadi awan panas guguran.

Selain itu masyarakat/pengunjung/wisatawan diminta agar tidak melakukan aktivitas dalam radius 1 Km dari kawah aktif dan di wilayah sejauh 4 km di sektor lereng selatan-tenggara yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru (Jongring Seloko) sebagai alur luncuran awan panas guguran.

Pemerintah juga meminta bagi masyarakat yang bermukim di bantaran sungai dan beraktivitas di dalam Besuk Kembar, Besuk Kobokan dan Besuk Bang untuk bersikap waspada terhadap ancaman bahaya aliran lahar.


Berita Terkait :