Pagar Nusa: Hentikan Polemik Soal Pembakaran Bendera HTI

M. Isa | Selasa, 23/10/2018 20:08 WIB
Pagar Nusa: Hentikan Polemik Soal Pembakaran Bendera HTI M. Nabil Haroen (Ketua Umum PP Pagar Nusa NU)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Ketua Umum PP Pagar Nusa, Muchamad Nabil Haroen meminta kepada semua pihak agar menghentikan polemik pembakaran bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat Senin, 22 Oktober 2018 kemarin oleh oknum anggota Banser.

"Polemik menyusul insiden pembakaran atribut bendera HTI yang kebetulan memuat kalimat tauhid oleh Banser di Garut, pada Senin, 22 Oktober 2018 kemarin, harus menjadi bahan pelajaran buat kita semua," kata Ketua Umum PP Pagar Nusa, Muchamad Nabil Haroen dalam rilisnya yang diterima radarbangsa, Selasa 23 Oktober 2018.

Menurut pria yang akrab disapa Gus Nabil itu, kalimat tauhid tidak sepatutnya digunakan jadi alat pemecah belah bangsa. Salah satu kalimat thayyibah tersebut justru seharusnya jadi alat pemersatu. "Karena selain sebaik-baik dzikir, kalimat tauhid secara subtansi juga berisi pengakuan kita bersama atas ke-ESA-an Allah," katanya.

Gus Nabil menegaskan bahwa yang dilakukan oleh oknum anggota Banser soal pembakaran bendera `berkalimat tauhid` tersebut adalah pembakaran bendera HTI bukan kalimat tauhid, "Banser membakar atribut HTI bukan kalimat tauhid," tegasnya.

"Banser seperti Pagar Nusa dan semua keluarga besar NU. Selama ini diajari memisahkan mana yang haq dan mana yang batil dalam memepertahankan NKRI. Bendera HTI adalah batil sedang kalimat tauhid adalah haq. Penghormatan terhadap yang haq tidak pernah berkurang sedikitpun, tetapi penindakan kepada yang batil (bendera HTI) adalah bagian pelaksanaan cinta tanah air dan bangsa," tambahnya.

Sebagaimana lazim diketahui bersama, lanjut Gus Nabil, ormas HTI dilarang karena telah secara terang-benderang memiliki agenda politik bertentangan dengan konstitusi yang ada di negeri ini. "Karena itu, kami berharap, polemik soal ini segera dihentikan. Sebab, sekali lagi perlu kami tegaskan, kalimat tauhid tidak sepatutnya digunakan untuk memecah-belah bangsa," tutupnya.


Berita Terkait :