Menlu Sugiono Sebut Pengiriman Bantuan ke Vanuatu Bentuk Respons Cepat Indonesia

Rahmad Novandri | Jum'at, 27/12/2024 19:15 WIB
Menlu Sugiono Sebut Pengiriman Bantuan ke Vanuatu Bentuk Respons Cepat Indonesia Sugiono (Menteri Luar Negeri RI). (Foto: Akun X @Menlu_RI)

RADARBANGSA.COM - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Sugiono mengatakan bahwa pengiriman bantuan logistik untuk penanganan dampak bencana gempa bumi yang terjadi di negara Vanuatu sebagai bentuk respons cepat Pemerintah Indonesia atas permohonan bantuan kemanusiaan dari negara sahabat.

"Kami terima suratnya tanggal 22 Desember 2024, diproses ya, pada prinsipnya efisiensi. Bantuan akan tiba dalam 12 jam perjalanan," kata Menlu kepada wartawan seusai meninjau persiapan keberangkatan pesawat pengangkut bantuan untuk korban gempa Vanuatu di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat, 27 Desember 2024 sore.

Untuk diketahui, Pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirimkan belasan jenis bantuan seperti obat-obatan, peralatan medis, antibakteri dan makanan hingga logistik pengungsian yang memiliki berat total 50,5 ton dan bernilai Rp11.753.262.314 atau setara dengan 726.904 dolar Amerika Serikat.

Bantuan tersebut diangkut menggunakan dua pesawat udara: Garuda Indonesia bernomor PK-GFM dan BBN Airline PK-BBN dari BaseOps SUMA 1 Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma Jakarta, Jumat pukul 17:00 WIB.

Pesawat diberangkatkan dengan rute Jakarta langsung menuju ke Jayapura untuk kemudian sampai di Kota Port Vila, Vanuatu, selanjutnya kembali ke Jakarta pada Sabtu (28/12) melalui transit dari Bandara Internasional Fiji.

Selain bantuan logistik Pemerintah Indonesia juga memberangkatkan 15 personel paramedis yang terdiri atas lima dokter spesialis (bedah, ortopedi, penyakit dalam, anastesi, dan emergensi medis), tiga dokter umum, lima perawat, satu orang apoteker dan satu orang ahli bidang logistik.

Gempa bumi negara kepulauan Pasifik, Vanuatu pada Selasa (17/12) mengakibatkan 80.000 jiwa terdampak, termasuk 14.104 anak dan 769 penyandang disabilitas.

Sebanyak 18 orang meninggal dunia, 200 mengalami luka-luka, dan 947 orang mengungsi ke gereja serta rumah penduduk di Manples, Britano, Kaweriki, dan Kona. Status darurat di negara tersebut berlaku sejak 17 hingga 24 Desember 2024.


Berita Terkait :