Menperin Pastikan Hilirisasi Hingga TKDN jadi Fondasi Tingkatkan Perekonomian

Rahmad Novandri | Selasa, 06/05/2025 12:30 WIB
Menperin Pastikan Hilirisasi Hingga TKDN jadi Fondasi Tingkatkan Perekonomian Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (foto: setkabgoid)

RADARBANGSA.COM - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa kombinasi antara kebijakan hilirisasi, transformasi industri berbasis teknologi dan riset, serta Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) menjadi fondasi utama pertumbuhan ekonomi nasional.

"Dengan kombinasi kebijakan hilirisasi, peningkatan TKDN, serta transformasi industri berbasis teknologi dan riset, kami optimistis kinerja dan kontribusi ekonomi sektor industri manufaktur akan terus meningkat dan menjadi fondasi utama bagi pertumbuhan ekonomi nasional berkelanjutan," kata Menperin dilansir dari antaranews, Selasa, 6 Mei 2025.

Ia menyampaikan, kebijakan tersebut menjadi strategi utama yang terus dipacu untuk lebih menguatkan rantai pasok dan meningkatkan nilai tambah bahan baku domestik.

Pihaknya memulai reformasi kebijakan TKDN sejak awal Januari 2025 lalu. Hal ini menjadi krusial untuk menciptakan nilai tambah di dalam negeri, mengurangi ketergantungan pada impor, dan penciptaan lapangan kerja baru. 

Selain itu, kata Menperin, hilirisasi merupakan kunci untuk mengubah paradigma ekonomi berbasis komoditas mentah menjadi produk yang bernilai tambah tinggi. Kebijakan ini juga terbukti memberikan efek yang luas bagi perekonomian nasional, di antaranya membuka lapangan kerja, memperluas investasi, dan meningkatkan nilai ekspor.

Bahkan, menurut data World Bank, terjadinya peningkatan Manufacturing Value Added (MVA) juga turut berdampak pada posisi Indonesia yang masuk ke dalam negara manufaktur global. Pada tahun 2023, Indonesia berhasil masuk di posisi 12 besar dalam Manufacturing Countries by Value Added di dunia.

"Untuk terus memacu value added ini perlu kebijakan yang strategis, pro-bisnis dan pro-investasi, sehingga industri manufaktur kita semakin berdaya saing di kancah global," tukasnya. 

Merujuk data World Bank, MVA sektor manufaktur Indonesia pada tahun 2023 mencapai 255,96 miliar dolar AS atau Rp4,26 kuadriliun (kurs Rp16.634). Angka ini meningkat 36,4 persen dibanding tahun 2022 sebesar 241,87 miliar dolar AS atau Rp4,02 kuadriliun.