
RADARBANGSA.COM - Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengatakan bahwa penundaan pemberlakuan tarif resiprokal AS (tarif Trump) selama 90 hari menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk melakukan negosiasi termasuk menawarkan keseimbangan perdagangan (trade balancing) baru.
"Ketika presiden Trump memutuskan untuk menunda 90 hari, ya ini kesempatan kita untuk melakukan negosiasi jadi lebih besar," kata Faisol dilansir dari antaranews, Rabu, 30 April 2025.
Pemerintah, kata Faisol, dengan berbagai upaya yang dilakukan dan diusahakan, merasa yakin bahwa pada akhirnya tarif yang akan diberlakukan AS itu, akan kembali ke tarif semula seperti sebelumnya.
"Yang penting sekarang menjaga trade balance kita itu adil buat kedua negara dan ini yang kita sedang kerjakan," tukasnya.
Lebih lanjut, Faisol menilai kebijakan yang akan diterapkan AS ini juga, jadi momentum bagi industri dalam negeri untuk memperbaiki, meningkatkan kualitas, dan juga mencari pasar-pasar baru di luar Amerika Serikat.
"Karena situasi yang tidak menentu ini harus kita sikapi dengan beberapa pembukaan peluang-peluang di negara-negara maupun kawasan yang tepat," ujarnya.
Faisol juga menyampaikan bahwa terkait penyeimbangan perdagangan yang berpotensi membuat importasi barang bisa meningkat terutama dari AS, belum tentu merugikan. Terlebih, tuturnya, jika barang masuk ke Indonesia bahan baku yang bisa membantu sektor industri untuk beroperasi.
"Belum tentu importasi naik dan belum tentu importasi itu merugikan. Tapi memang ini kesempatan untuk industri dalam negeri juga untuk meningkatkan daya saingnya supaya bisa bersaing dengan barang jadi yang impor. Mudah-mudahan semua bisa dilalui oleh pemerintah dengan baik," tuturnya.