Masih Impor, Produksi Susu Domestik Tak Mampu Imbangi Konsumsi Masyarakat

Anata Lu’luul Jannah | Senin, 01/06/2020 15:31 WIB
Masih Impor, Produksi Susu Domestik Tak Mampu Imbangi Konsumsi Masyarakat Ilustrasi Sapi Perah (Doc: Istimewa)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita menyampaikan data mengenai populasi sapi perah di Indonesia yang baru berjumlah 561.061 ekor. Menurutnya, jumlah populasi sapi perah saat ini belum mampu mengimbangi konsumsi masyarakat terhadap susu yang kian meningkat.

"Pertumbuhan populasi sapi perah dan pertumbuhan produksinya belum mampu mengimbangi pertumbuhan konsumsi, sehingga ketersediaan sebagian besar produk susu dan turunannya adalah melalui importasi yang semakin lama semakin meningkat," terangnya lagi.

Dengan jumlah kebutuhan susu nasional tahun 2019 mencapai 4.332,88 ribu ton, produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) hanya mampu memenuhi 22% dari kebutuhan nasional, sehingga 78% nya berasal dari impor (data menurut BPS 2020).

Selain itu, produksi susu saat ini masih didominasi oleh susu sapi, padahal Indonesia juga memiliki potensi ternak lain seperti kambing perah (Kambing Peranakan Ettawa, Kambing Saanen) dan kerbau perah yang pemanfaatannya belum optimal.

Ketut menyampaikan pemerintah saat ini juga telah berupaya meningkatkan populasi sapi perah diantaranya: program SIKOMANDAN (Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri), pemasukan bibit sapi perah untuk replacement induk dan dikembangkan di Balai Ternak Unggul Baturaden. Pengembangan rearing unit di Unit Pelaksana Teknis (UPT)/Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan melalui kemitraan dengan Industri Pengolahan Susu (IPS).

Selain itu, pihaknya juga telah menyusun dan menetapkan berbagai program dan kegiatan untuk pengembangan persusuan, baik melalui APBN, APBD, maupun melalui kemitraan dengan industri dan lembaga pembiayaan.

“Industri susu nasional harus didorong bersama melalui peran aktif dari semua pihak, tidak hanya pemerintah namun juga akademisi, swasta, industri dan tentu saja para peternak itu sendiri," pungkasnya.


Berita Terkait :