Pengangguran di Prancis Mungkin Meningkat Pasca Lockdown Dibuka

Anata Lu’luul Jannah | Kamis, 30/04/2020 13:49 WIB
Pengangguran di Prancis Mungkin Meningkat Pasca Lockdown Dibuka Menara Eiffel di Prancis (Foto: Akurat)

PRANCIS, RADARBANGSA.COM - Pemerintah Prancis dikabarkan akan membuka lockdown pada tanggal 11 Mei, kendati demikian kabar ini muncul bersamaan dengan peringatan bahwa kebangkrutan dan pengangguran kemungkinan akan semakin melonjak setelahnya.

Sejak tanggal 17 Maret, sebanyak 67 juta warga di Prancis diperintahkan untuk tinggal di rumah kecuali untuk membeli makanan, pergi bekerja, mencari perawatan medis atau berolahraga secara individual.

Dikutip dari Reuters, Lembaga Statistik dan Studi Ekonomi di Prancis (INSEE) menyampaikan pengeluaran konsumen yang biasanya merupakan penggerak utama ekonomi Prancis turun 6,1% pada kuartal pertama tahun 2020. Sementara itu investasi bisnis anjlok sebesar 11,4%.

Selain itu yang lebih penting adalah terjadinya kontraksi ekonomi tertajam pada kuartal pertama sejak Perang Dunia II, yang tak lain adalah imbas dari lockdown di pertengahan Maret.

Hal ini dapat dijelaskan melalui Produk Domestik Bruto (PDB) Prancis yang terkoreksi sebesar 5,8% di kuartal ini dari tiga bulan sebelumnya. Hal ini sekaligus menandai bahwa di kuartal kedua, ekonomi berturut-turut mengalami kontraksi, setelah menyusut 0,1% pada kuartal keempat 2019, yang berarti secara teknis saat ini Perancis berada dalam resesi.

Kontraksi kuartal pertama merupakan yang terbesar sejak Perang Dunia II yakni melampaui rekor sebelumnya - 5,3% pada kuartal kedua 1968 ketika Prancis dicengkeram oleh kerusuhan sipil, protes massa mahasiswa dan pemogokan umum. Kemerosotan bahkan melebihi ekspektasi sebagian besar ekonom, yang rata-rata adalah -3,5%.

Pihak pemerintah berharap setidaknya ekonomi akan berkontraksi di 8% di tahun ini dan telah mempersiapkan paket krisis senilai 110 miliar euro atau senioai 4% dari PDB untuk membantu perusahaan dan pekerja.


Berita Terkait :