Geliat Pariwisata Bangkitkan Ekonomi di Era New Normal

Redaksi | Rabu, 24/06/2020 07:27 WIB
Geliat Pariwisata Bangkitkan Ekonomi di Era New Normal Dosen FEBI UIN SMH Banten, Elsa, SE, M.Ak (foto istimewa)

Oleh: Elsa, SE, M.Ak*

RADARBANGSA.COM - Pariwisata merupakan salah satu sektor usaha yang terkena dampak selama terjadi pandemi Covid-19. Semenjak pemerintah mengumumkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tidak ada lagi wisatawan baik domestik maupun wisatawan mancanegara yang berkunjung.

Hal tersebut berdampak pada kondisi perusahaan dimana beban operasional tetap berjalan sedangkan tidak ada pendapatan, banyak perusahaan untuk menyelamatkan usahanya dengan mengambil langkah memberhentikan para pekerjanya atau PHK.

Langkah tersebut mengakibatkan meningkatnya jumlah pengangguran. Selain para pegawai yang di PHK tentu saja berpengaruh juga terhadap para pedagang yang berjualan di sekitar lokasi pariwisata, serta berkurangnya pendapatan pajak daerah yang berasal dari pendapatan pajak hotel dan restaurant, serta retribusi parkir.

Dari rangkaian dampak tersebut tentulah banyak yang terpengaruh dan mengalami penurunan pendapatan atau mengalami kerugian. Selain itu juga banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan. Tempat-tempat wisata biasanya banyak dikunjungi saat libur hari raya Idulfitri, akan tetapi kali ini masih sepi imbas dari PSBB.

Kebangkitan Ekonomi

Pada awal bulan Juni yang lalu, pemerintah menetapkan New Normal, di mana kondisi ini perlahan mulai melakukan aktifitas seperti sebelum terjadi pandemi namun dengan cara yang baru, yaitu menjalankan aktifitas sesuai protokol kesehatan. Sistem kerja Work From Office (WFO) sudah mulai dilakukan dibeberapa perusahaan, penetapan New Normal tentu saja seperti membuka kembali harapan pada beberapa perusahaan termasuk sektor pariwisata.

PSBB selama tiga bulan membuat masyarakat jenuh. Setelah diumumkannya New Normal, beberapa tempat wisata sudah mulai terlihat dikunjungi, walaupun pengunjung belum merasa bebas atau masih ada kecemasan akan terpaparnya Covid-19.

New Normal pada sektor pariwisata tentu saja para pelaku usaha wisata harus mampu meyakinkan pengunjung bahwa usaha wisatanya aman dengan menerapkan protokol kesehatan walaupun memang akan ada biaya tambahan untuk hal tersebut.

Namun demi kenyamanan pengunjung para pelaku usaha harus dapat memfasilitasinya, misalnya melakukan cek suhu tubuh pada pengunjung, disediakan tempat cuci tangan, hand sanitaizer, menyediakan masker, memberi arahan wajib menggunakan masker, memberi anjuran untuk jaga jarak aman dan membersihkan fasilitas dengan meyemprot cairan disinfektan

Pada era New Normal ini, pelaku usaha wisata harus mampu melakukan inovasi terutama yang mengarah pada kesehatan, di mana para pelaku usaha pariwisata harus memberikan rasa nyaman dan juga rasa aman kepada wisatawan, selain menyediakan fasilitas tadi para pelaku usaha pariwisata juga dapat menerapkan sistem pembayaran dengan e-money atau tidak menerima pembayaran secara cash, dan semua prosedur yang dulu dilakukan secara manual saat ini sudah dapat dilakukan dengan menggunakan sistem yang dapat diakses pada gadget para pengunjung.

Untuk mendatangkan para wisatawan berkunjung juga para pelaku usaha harus mampu membuat promo yang menarik, mungkin di awal New Normal ini para pelaku usaha pariwisata ini sangat berat, selain harus mengeluarkan biaya tambahan untuk melengkapi fasilitas yang sesuai protokol kesehatan para pelaku usaha pariwisata juga mungkin menurunkan harga jual agar dapat menarik wisatawan, artinya pelaku usaha pariwisata tidak berorientasi pada laba akan tetapi mampu menutupi biaya operasional saja sudah bagus.

Jika pengunjung pariwisata sudah mulai berkunjung ke tempat wisata maka perlahan pengusaha membutuhkan tenaga operasional sehingga karyawan yang terdampak PHK dapat mulai bekerja serta para pedagang dapat berjualan kembali dan rantai ekonomi yang berhubungan dengan sektor pariwisata perlahan dapat berputar kembali.

*Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN SMH Banten


Berita Terkait :