Menjadi Penyelamat Korban Rinjani, Kini Agam Dapat Piagam Penghargaan dari Gubernur NTB

Arif Setiawan | Sabtu, 19/07/2025 14:15 WIB
Menjadi Penyelamat Korban Rinjani, Kini Agam Dapat Piagam Penghargaan dari Gubernur NTB Gubernur Iqbal menyerahkan penghargaan pada Agam Rinjani. (Foto: biroadminntb)

RADARBANGSA.COM - Sosok Agam Rinjani kembali menjadi sorotan publik setelah menerima piagam penghargaan langsung dari Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhammad Iqbal. Penghargaan itu diberikan atas jasanya sebagai perwakilan tim pencarian dan penyelamatan (SAR) dalam evakuasi jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang jatuh di jurang Gunung Rinjani beberapa waktu lalu.

Penyerahan piagam dilakukan saat pembukaan pelatihan Rinjani Rescue Vertical Evacuation di Sembalun, Lombok Timur, Kamis (17/7/2025).

“Penghargaan ini bukan hanya untuk Agam, tapi untuk seluruh tim yang terlibat, termasuk Basarnas dan Brimob. Ini bentuk apresiasi kami atas dedikasi mereka dalam misi yang menjadi sorotan dunia,” kata Gubernur Iqbal.

Gubernur Iqbal menegaskan bahwa insiden ini menjadi bahan evaluasi penting untuk peningkatan tata kelola pendakian di Rinjani. Salah satu rencananya adalah menyediakan perlengkapan evakuasi yang ditempatkan langsung di puncak gunung.

“Kita akan membeli peralatan yang akan ditempatkan di puncak, sehingga tidak perlu membawa dari bawah. Dengan begitu, evakuasi bisa lebih cepat,” ujarnya dikutip Sabtu (19/7). 

Menariknya, semua pengadaan peralatan tersebut tidak berasal dari APBD, melainkan dari dukungan para pemangku kepentingan yang memiliki kepedulian terhadap Gunung Rinjani.

“Ini adalah bentuk tanggung jawab sosial dari para brand yang peduli untuk membantu memperbaiki sistem di Rinjani,” tambah Iqbal.

Sementara itu, Agam Rinjani menyambut baik langkah pemerintah tersebut. Ia juga berharap para porter dan pemandu pendakian bisa dilatih melakukan evakuasi secara mandiri.

“Karena saat insiden terjadi, merekalah yang pertama mendampingi pendaki. Dengan pelatihan vertical rescue, mereka bisa bergerak cepat dan mandiri,” kata Agam.

Menurutnya, keberadaan alat di emergency shelter akan sangat membantu evakuasi cepat.

“Alatnya sudah tersedia di atas. Jadi saat kejadian, mereka tinggal pakai hernes dan langsung evakuasi. Seperti kasus bule Irlandia kemarin, prosesnya lebih cepat karena alat sudah standby di atas,” jelasnya.

Sebelumnya, Agam juga menerima donasi sebesar Rp1,3 miliar dari warga Brasil sebagai bentuk apresiasi atas aksinya menyelamatkan jenazah Juliana. Donasi itu dikumpulkan melalui platform penggalangan dana asal Brasil, VOAA.

“Kami telah menyelesaikan transfer internasional ke Agam. Dana sudah tersedia di rekeningnya dalam mata uang lokal,” tulis akun Instagram @voaa_vaquinha, Rabu (16/7/2025).

Donasi tersebut sempat dibatalkan karena kontroversi terkait biaya administrasi. Namun, setelah desakan dari publik Brasil, pihak VOAA akhirnya melanjutkan transfer tanpa potongan besar, hanya dikurangi pajak penghasilan internasional sebesar Rp238 juta.

Agam pun menyatakan sebagian dana akan digunakan untuk membeli peralatan penyelamatan dan membentuk yayasan sosial. Ia juga berkomitmen untuk menyumbangkan dana demi kegiatan reboisasi.

“Saya tidak mengharap imbalan. Tapi karena banyak yang memaksa, saya terima. Dana ini akan saya gunakan untuk bantu teman-teman dan tanam pohon di jalur pendakian,” ungkap Agam.

Aksi heroik Agam terekam dalam video yang sempat viral, memperlihatkan bagaimana ia menahan tubuh Juliana agar tidak jatuh lebih dalam di jurang sedalam 600 meter. Berkat dedikasinya, ia dijuluki warganet Brasil sebagai “pahlawan” dan “malaikat”.

Keluarga Juliana Marins juga menyampaikan terima kasih dan mengaku terharu atas tindakan Agam dan seluruh tim penyelamat.


Berita Terkait :