Presiden Jokowi Sebut Penggunaan Produk Dalam Negeri Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

Rahmad Novandri | Rabu, 15/03/2023 16:43 WIB
Presiden Jokowi Sebut Penggunaan Produk Dalam Negeri Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Joko Widodo (Presiden RI). (Foto: twitter @jokowi)

RADARBANGSA.COM - Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan seluruh jajarannya untuk terus meningkatkan penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa. Menurutnya, hal tersebut akan berdampak pada terdongkraknya pertumbuhan ekonomi nasional.

"Saya sudah berbicara mengenai penggunaan produk dalam negeri ini yang keempat, saya hadir terus. Kenapa saya hadir? Karena saya melihat ini sangat strategis dalam rangka mendongkrak pertumbuhan ekonomi kita," ujar Presiden dalam sambutannya saat membuka acara 'Business Matching Produk Dalam Negeri Tahun 2023' di Istora Senayan, Jakarta, Rabu, 15 Maret 2023.

Presiden Jokowi juga mengingatkan jajarannya agar tidak menggunakan anggaran dalam APBN untuk berbelanja produk impor. Menurutnya, pendapatan negara dalam APBN dikumpulkan dengan tidak mudah dari berbagai sumber, mulai dari pajak, dividen, royalti, hingga penerimaan negara bukan pajak.

"(APBN) dikumpulkan dengan sangat sulit, tidak mudah, sehingga terkumpul pendapatan negara itu. Kemudian kita belikan produk impor, kemudian kita belikan produk buatan luar negeri, benar? Benar? Benar? Inilah yang selalu saya ingatkan. Saya awal-awal itu kaget, saya buka, banyak sekali pembelian produk-produk impor kita. Padahal, sumbernya pembelian itu uang APBN. Inilah yang ingin kita luruskan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Kepala Negara menyampaikan bahwa saat ini sudah jauh lebih banyak produk dalam negeri yang masuk ke e-katalog. Presiden pun berpesan agar produk-produk dalam negeri yang telah masuk e-katalog tersebut tidak hanya dilihat saja, melainkan turut dibeli oleh kementerian/lembaga, pemerintah daerah, hingga BUMN dan BUMD.

"Saya hanya titip, kalau sudah masuk barang-barang produk dalam negeri kita ke e-katalog, jangan dibiarkan hanya masuk saja, tapi dibeli. Kementerian/lembaga, BUMN, BUMD, provinsi, kota, kabupaten, semuanya tengok itu e-katalog, beli. Percuma kita meng-collect untuk dimasukkan ke e-katalog (kalau) hanya ditonton, tidak dibeli, untuk apa?" tuturnya.

Pemerintah sendiri menargetkan 95 persen dari pagu anggaran pengadaan barang dan jasa dibelikan produk-produk dalam negeri. Presiden meyakini, jika hal tersebut bisa dilakukan, maka industri dan UMKM dalam negeri akan hidup dan berkembang.

"Enggak usah jauh-jauh cari investor kalau ini bisa berjalan. Investor itu bagus juga sebagai bonus, tapi di dalam kita sendiri dengan kita membeli produk-produk dalam negeri, otomatis pertumbuhan ekonomi kita akan naik, kemudian juga barang-barang produksi kita sendiri juga bisa kita gunakan," tandasnya.