Komisi XI DPR RI Apresiasi Pemberantasan Pinjol Ilegal, Dorong Urgensi Literasi Keuangan pada Masyarakat

Rahmad Novandri | Selasa, 07/03/2023 16:11 WIB
Komisi XI DPR RI Apresiasi Pemberantasan Pinjol Ilegal, Dorong Urgensi Literasi Keuangan pada Masyarakat Fathan Subchi (Wakil Ketua Komisi XI DPR RI). (Foto: DPR RI)

RADARBANGSA.COM - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi mengapresiasi seluruh pemangku kepentingan terkait pemberantasan terhadap praktik pinjaman online (pinjol) ilegal serta investasi bodong di Indonesia. Menurutnya, kinerja Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan aparat penegak hukum sudah signifikan membuahkan hasil yang baik dengan berkurangnya platform pinjol yang beredar di masyarakat.

Namun, Fathan melihat persoalan mengenai belum tercapainya literasi keuangan yang baik di masyarakat harus menjadi perhatian bersama dari seluruh pihak. Ia menyebut masih maraknya masyarakat yang terjerat dan tertipu pinjol ilegal serta investasi bodong perlu menjadi catatan bagi para pemangku kepentingan dan stakeholder untuk menemukan solusi konkret atas persoalan tesebut.

"Literasi keuangan yang masih sangat rendah, inklusi keuangan yang masih sangat rendah serta masih muncul pinjol ilegal dan ivestasi bodong. Saya kira secara umum atas hal itu ada beberapa hal yang harus kita kerjakan bersama," kata Politisi PKB itu dilansir dari laman resmi DPR RI, Selasa, 7 Maret 2023.

Menurutnya, masih banyak masyarakat yang tergiur dengan iming-iming pinjol ilegal dan investasi bodong serta belum memahami resiko yang akan terjadi dibelakang akan menambah deretan korban dari pinjol dan investasi bodong. Hal itu pun mutlak memerlukan penanganan serius pihak terkait untuk secara masif dan kontinyu mengedukasi masyarakat akan urgensi dari literasi keuangan.

Ia tak memungkiri bahwa rumitnya syarat pengajuan kredit di himbara turut menjadi faktor yang memicu masyarakat beralih ke pinjol karena iming-iming kemudahan yang ditawarkan. "Karena memang dia (pinjol) akan dengan segala cara, Whatsapp kita, SMS kita, Telepon untuk memberikan penawaran-penawaran yang menggiurkan. Sehingga, selama konsumen tidak cerdas, dan tidak mengerti apa itu investasi maka akan terus terjebak dalam lingkaran tersebut," tukasnya.