Komisi VII DPR Minta Penjelasan Sola Mekanisme Penjualan BBM ke BPH Migas

M. Isa | Kamis, 08/12/2022 21:45 WIB
Komisi VII DPR Minta Penjelasan Sola Mekanisme Penjualan BBM ke BPH Migas Seorang petugas saat mengisi BBM ke konsumen (foto: pertamina)

RADARBANGSA.COM – Komisi VII DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kepala Badan Pengatur Hilir (BPH) Minyak dan Gas Bumi di Ruang Komisi VII DPR, Senayan, Jakarta, Kamis, 8 Desember 2022.

Selain dengan Dirjen Minyak dan Bumi ESDM, Komisi VII DPR juga RDP dengan beberapa perusahaan penyedia Bahan Bakar Minyak, seperti PT Pertamina Patra Niaga, PT AKR, PT Vivo Energi, Shell Indonesia, dan ExxonMobil.

“Hari ini Komisi VII melaksanakan RDP dengan penjelasan kinerja industri hilir migas, penjelasan standar BBM atau yang kita sebut RON dan mekanisme penjualannya,” kata Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Bambang Haryadi.

Bambang menyampaikan, pada tahun 2021, pemerintah optimistis proyek industri hilir migas tetap positif hingga tahun 2024 mendatang. Adapun investasi hilir migas untuk pengangkutan dan penyimpanan niaga diproyeksikan akan terus meningkat menjadi 9,181 miliar dolar AS pada 2022, 11,22 miliar dolar AS pada 2023, dan 10,77 miliar dolar AS pada 2024.

Adapun integrasi pengembangan hilir migas dengan industri petrokimia, lanjut Bambang, diharapkan akan mendorong peningkatan pemenuhan standar Euro 5 dan Euro 6 yang minim karbon. Hal ini sebagai bagian dari komitmen untuk mencapai target net zero emission pada 2060.

“Untuk itu Komisi VII ingin mendengar penjelasan secara menyeluruh mengenai kinerja industri hilir, standar BBM dengan oktan dan mekanisme penyediaan distribusi, serta mata rantai penjualan produk hilir dan lainnya,” kata Bambang.

Sementara dalam RDP itu, Kepala BPH Migas Erika Retnowati melaporkan realisasi penyaluran jenis BBM khusus penugasan (JBKP) Pertalite sudah mencapai 26,90 juta kiloliter atau 89,94 persen dari kuota yang ditetapkan sebesar 29,92 juta kiloliter hingga Oktober 2022.

“Pertalite telah tersalurkan 26,90 juta kiloliter atau 89,94 persen dari kuota. Adapun, prognosa penyaluran bensin dengan nilai oktan (RON) 90 itu hingga akhir tahun diperkirakan 29,40 juta kiloliter atau 98,29 persen dari kuota yang dialokasikan,” katanya.

Di sisi lain, imbuh Erika, realisasi penyaluran jenis BBM tertentu (JBT) Solar telah mencapai di angka 16,02 juta kiloliter atau 89,86 persen dari kuota yang ditetapkan.

“Diperkirakan sampai dengan akhir Desember 2022, minyak solar akan tersalurkan sebesar 17,51 juta kiloliter, kemudian minyak tanah 0,49 juta kiloliter dan Pertalite 29,51 juta kiloliter,” tukasnya.


Berita Terkait :