Menhub Budi Minta Tak Ada Pengurangan Penerbangan Komersial Selama KTT G20 Berlangsung

Rahmad Novandri | Kamis, 10/11/2022 17:15 WIB
Menhub Budi Minta Tak Ada Pengurangan Penerbangan Komersial Selama KTT G20 Berlangsung Menhub Budi Karya Sumadi (foto: dephubgoid)

RADARBANGSA.COM - Menteri Perhubungan (Menhub) RI, Budi Karya Sumadi meminta tidak ada pengurangan penerbangan komersial ke Bali. Meskipun, akan dilakukan pembatasan penerbangan reguler dalam rangka mendukung KTT G20.

"Arahan saya kepada teman-teman adalah penerbangan komersial internasional tidak boleh berkurang dan itu sudah kita putuskan," ujar Menhub dilansir dari antaranews, Kamis, 10 November 2022.

Budi Karya juga menekankan hal yang sama untuk penerbangan domestik, meskipun perjalanannya diatur hanya dari Jakarta. "Pertimbangannya kalau ada orang Indonesia ke Bali ya lewat Jakarta, atau mereka dari luar negeri kalau mau bisa ke Bali dari Jakarta. Dari perhitungan yang kita lihat dan hitung, kurang lebih 200 pergerakan tiap hari tetap terjaga, bedanya tadinya siang, kini agak malam dan lebih pagi. Jadi tidak ada alasan untuk pergerakan itu berkurang," terang Menhub.

Aturan pembatasan penerbangan reguler ini telah diatur Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Surat Edaran (SE) Dirjen Perhubungan Udara Nomor 12 Tahun 2022 Tentang Pengaturan Operasional Penerbangan Selama Penyelenggaraan KTT G20 di Bandara Ngurah Rai, Bali.

Hal ini dilakukan untuk menyeimbangkan penerbangan delegasi G20 di area VVIP dan penerbangan reguler, meskipun pesawat dari negara delegasi tak seluruhnya diparkirkan di Bali, namun melibatkan bandara di Lombok, Makassar, Surabaya, Banyuwangi, Yogyakarta, Solo, Semarang, dan Jakarta.

"Jadi perjalanan udara memang kita melakukannya dengan hati-hati karena tamu VVIP ini harus diperhatikan, oleh karenanya kami sudah mempersiapkan slot masing-masing negara itu dengan jam-jam tertentu agar teratur dengan baik, agar juga penerbangan komersial tetap berjalan," tukasnya.

Menhub melihat nantinya tak semua delegasi akan menggunakan pesawat pribadi atau milik negaranya, melainkan banyak yang akan menggunakan penerbangan komersial, ini juga menjadi alasan agar pergerakan tetap terjadi.

"Apabila saudara-saudara kita akan ke Bali, lakukan sebelum tanggal 13 November dan setelah 17 November karena memang tempatnya agak kurang leluasa, kalau tetap pun akan rebut dengan penerbangan lain dan membuat ini komplikasi," imbaunya.


Berita Terkait :