Menkes Ungkap Pemilik Antibodi COVID-19 Tertinggi di Indonesia

Rahmad Novandri | Senin, 15/08/2022 22:01 WIB
Menkes Ungkap Pemilik Antibodi COVID-19 Tertinggi di Indonesia Covid-19. (Credit: Radarbangsa)

RADARBANGSA.COM - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi mengungkapkan hasil survei serologi nasional. Survey serologi dilakukan untuk mengetahui persentase kekebalan (antibodi) penduduk di Indonesia terhadap COVID-19.

"Survei ini memberikan hasil menunjukkan berapa persen penduduk Indonesia yang sudah memiliki antibodi terhadap virus SARS Cov2," kata Menkes Budi dilansir dari laman okezone, Senin, 15 Agustus 2022.

Dijelaskannya, antibodi terhadap COVID-19 terbentuk berdasarkan dua hal. Pertama adalah imunisasi/vaksinasi, dan kedua seseorang terinfeksi COVID-19. “Hasil research menyatakan bahwa kalau antibodinya terbentuk karena kombinasi kedua hal tersebut. Jadi, kalau ada teman-teman sudah pernah kena terinfeksi Covid-19 kemudian divaksin atau sebaliknya, antibodinya paling tahan lama dan paling tinggi,” terangnya.

Menkes mengatakan hasil survei serologi juga akan digunakan pemerintah sebagai dasar kebijakan berbasis bukti. Selain itu, hasil survei serologi bisa menjadi tolak ukur atau pertimbangan dalam mengambil keputusan, seperti pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

“Ke depannya kita seperti apa, baik policy mengenai vaksinasi, policy mengenai PPKM dan policy yang lainnya terkait dengan pandemi, akan kita buat berbasis data ini,” tuturnya.

Saat ini, masyarakat Indonesia yang sudah memiliki antibodi Covid-19 saat ini mencapai 98%. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan tingkat antibodi pada Desember 2021 lalu yang hanya sebesar 87,8%.

Sementara dari peningkatan antibodi COVID-19 berdasarkan kelompok usia, dari data yang didapatkan, peningkatan ini terjadi paling banyak pada kelompok usia 60 tahun ke atas, sementara di usia 18 tahun ke atas baru mulai terlihat sedikit kenaikan.

"Jadi, antara Desember 2021 dan Juli 2022 terjadi peningkatan. Dan terbesar pada kelompok 60 tahun ke atas, karena waktu itu prioritas boosternya pada kelompok itu," tukasnya.


Berita Terkait :