Pertamina Ukir Penghematan Fantastik Rp32 Triliun

M. Isa | Selasa, 21/06/2022 21:57 WIB
Pertamina Ukir Penghematan Fantastik Rp32 Triliun Gedung Pertamina (foto: marketeers.com)

RADARBANGSA.COM – Pertamina terus melakukan serangkaian inovasi dan terobosan untuk mengoptimalkan biaya. Perusahaan pelat merah ini mampu melakukan penghematan biaya operasional Pertamina di tahun kedua pandemi Covid-19.

“Bukan angka receh, melainkan pundi-pundi sebesar US$2,2 miliar atau setara dengan Rp32 triliun,” kata Pj. Vice President Corporate Communication Pertamina, Heppy Wulansari dalam rilisnya, Selasa 21 Juni 2022.

Heppy mengatakan, sebuah capaian fantastis tersebut, di saat industri nasional baru mulai menggeliat setelah hampir takluk oleh sebaran virus yang mematikan. Menurutnya, triliunan efisiensi tersebut diperoleh dari program penghematan biaya (Cost Saving) sebesar Rp20 triliun, penghindaran biaya (Cost Avoidance) sebesar Rp5 triliun serta tambahan pendapatan (Revenue Growth) sekitar Rp7 triliun.

“Dengan efisiensi, kami bisa bertahan di tengah dinamika global yang unpredictable dan mempersembahkan laba bersih Rp29,3 triliun di tahun 2021” ujar Heppy Wulansari.

Lebih lanjut, Heppy mengungkapkan, di sektor hulu yang menerima windfall profit dari tingginya harga Indonesia Crude Price (ICP), Pertamina mampu melakukan optimasi biaya produksi dan services melalui serangkaian terobosan mulai dari budget tolerance profile, optimasi intervensi sumur, hingga penghematan konsumsi chemical dan penggunaan bahan bakar. Jurus ini berbuah penghematan Rp6,2 triliun atau lebih tinggi 10 persen dari target Rp5,6 triliun.

Lebih lanjut Heppy menuturkan, pada proses pengadaan minyak mentah dan produk, Pertamina menerapkan optimasi biaya pengadaan Medium Crude melalui aktivitas blending Heavy & Light Crude, Renegosiasi alpha, advance procurement, pembelian distress cargo, co-load delivery, dan extensive delivery date range, dan optimasi portofolio impor LPG (Multisource, Direct Sourcing dan Trading Swap).

“Meski rumit, tapi hasilnya ciamik dengan menekan biaya hingga Rp2,8 triliun,” ungkapnya.

Lalu, sektor pengangkutan dan distribusi energi, optimalisasi biaya juga menuai ganjaran positif sebesar Rp4,1 triliun dengan trik, “Tak kalah membanggakan, pada belanja pengadaan dan perawatan non hydro, perseroan mampu membukukan penghematan biaya sebesar Rp3,4 triliun,” tandasnya.


Berita Terkait :