Pengajian Majelis Pesona, KH. Anwar Zahid Sebut PKB Partai Politik Terbaik

Ahmad Zubaidi | Jum'at, 25/03/2022 10:00 WIB
Pengajian Majelis Pesona, KH. Anwar Zahid Sebut PKB Partai Politik Terbaik Pengajian Majelis Pesona bersama KH. Anwar Zahid (foto Radarbangsa/TAP)

RADARBANGSA.COM - Majelis Pecinta Shalawat Nabi (Pesona) menggelar pengajian dengan menghadirkan dai kondang asal Bojonegoro, KH. Anwar Zahid, Kamis, 24 Maret 2022. Inisiator Majelis Pesona, Abdul Muhaimin Iskandar menyatakan, pengajian ini terselenggara berkat kerjasama dengan Ranting NU Senayan.

"Acara ini akan rutin digelar tiap bulan. Bulan depan insyaallah kita undang Habib Quraish Shihab, lalu disusul gus Ali Tulangan, lalu Gus Baha. Ada satu lagi Gus Qoyum insyaallah kita undang berikutnya, lalu Gus Kautsar," kata Gus Muhaimin.

Menurutnya pengajian ini sengaja digelar untuk mendoakan Indonesia terbebas dari segala ancaman dan rintangan, salah satu di antaranya wabah Corona. "Berkat shalawat Corona minggat," tutur Gus Muhaimin.

Kiai Anwar Zahid dalam ceramahnya mengajak seluruh warga bangsa untuk tidak antipati terhadap politik, termasuk para kiai. Ia menyatakan bahwa banyak ulama di masa lalu yang sudah mewariskan betapa pentingnya peran agama dan politik sekaligus.

"Di beberapa kesempatan saya sampaikan politik penting dan ulama tidak boleh anti politik. Addinu wal mulku tauamaani, agama dengan kekuasaan itu dua saudara kembar. Kata Imam Ghazali addinu usul wal mulku harisun, agama itu dasar sedangkan pemerintahan itu yang mengelola. Makanya tidak bisa dipisah seperti dua sisi mata uang," tutur Kiai Anwar.

Pengasuh ponpes Sabilun Najah Bojonegoro ini menambahkan, politik itu melahirkan kekuasaan dan kekuasaan melahirkan kebijakan. Maka dari itu ia menegaskan bahwa politik sangat penting, sebab dengannya akan lahir kebijakan-kebijakan yang akan dirasakan langsung oleh masyarakat.

"Saya teringat dulu ada menteri yang hampir menerapkan Full Day School (FDS), itu yang bingung guru TPQ, guru Madin. Coba kalau FDS betul-betul diterapkan ini Madin TPQ-TPQ pada kukut (bangkrut). Bukan karena guru-guru itu takut kehilangan pekerjaan, ya nggak, wong mereka rata-rata nggak gajian. (Tapi) kalau FDS betul-betul diterapkan nanti anak-anak nggak ada yang ngaji," tutur Kiai Anwar.

"Okelah di sekolahan diajarkan pelajaran agama, seperti fiqih, akhlak, tauhid. Tapi saya nggak yakin guru-guru di sekolah itu kualitas mengajarnya bisa seperti guru-guru TPQ, guru-guru Madin yang ikhlas itu," imbuhnya.

Kiai Anwar mengaku saat itu begitu geram dengan kebijakan tersebut. Ia bahkan sudah bersiap diri memimpin demostrasi menentang FDS dan meminta untuk dibatalkan. "Waktu itu saya hampir mimpin demo, iya betul. Saya biasanya dimintai komen wartawan isu-isu bombastis biasanya diam, kecuali pas ada kebijakan FDS itu. Makanya ini pentingnya politik," ujarnya.

Karena itu, Kiai Anwar bersyukur banyak kader-kader NU yang kini aktif di dalam politik, bahkan tak jarang menjadi kepala pemerintahan. Ia menaruh harapan agar PKB di bawah komando Gus Muhaimin semakin besar agar mampu mewarnai sekaligus menentukan arah kebijakan yang maslahat bagi bangsa.

"Ingat kata Gus Muhaimin, Indonesia negara besar harus dikelola dengan benar, maka PKB harus besar kalau ingin punya pemimpin yang benar. Kalau hari-hari panjenengan semua berjibaku dengan politik, sampai tergelitik karena politik licik, tapi insyaallah PKB adalah politik terbaik," tukasnya.

Hadir dalam kesempatan itu sejumlah tokoh antara lain Ibunda Gus Muhaimin Nyai Hj. Muhassonah sekaligus memimpin doa pembuka, Dewan Syuro DPP PKB KH. Manarul Hidayah, Wakil Ketua Umum DPP PKB Ida Fauziyah, Sekjen DPP PKB Hasanuddin Wahid, serta sejumlah anggota DPR RI Fraksi PKB dan kader PKB.


Berita Terkait :