Hadiri MEF 2021, Presiden Jokowi: Indonesia Canangkan Energi Ramah Lingkungan

M. Isa | Sabtu, 18/09/2021 15:10 WIB
Hadiri MEF 2021, Presiden Jokowi: Indonesia Canangkan Energi Ramah Lingkungan Jokowi Umumkan PPKM Diperpanjang (foto:Youtube/SekertariatPresiden)

RADARBANGSA.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi satu dari sepuluh kepala negara atau kepala pemerintahan yang mengikuti Major of Economies Forum on Energy and Climate (MEF) 2021 yang digelar secara virtual, Jumat (17/09/2021).

“Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah mengundang sejumlah negara-negara utama untuk hadir pada pertemuan ini dan pada kesempatan malam ini Bapak Presiden adalah salah satu dari hanya sepuluh kepala pemerintahan lainnya yang hadir dan berbicara dalam pertemuan melalui virtual setting,” ujar Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Mahendra Siregar dilansir setkabgoid, Sabtu 18 September 2021.

Selain kepala negara/kepala pemerintahan, lanjut Mahendra, forum tersebut juga dihadiri oleh sejumlah organisasi multilateral. “Selain sepuluh kepala pemerintahan, ada juga Presiden Komisi Eropa, Presiden Dewan Eropa, serta Sekretaris Jenderal PBB,” katanya.

Pertemuan MEF bertujuan untuk menggalang kerja sama negara-negara utama untuk langkah-langkah konkret yang ambisius untuk mewujudkan ambisi ataupun target dari pertemuan Conference of Parties (COP26) di Glasgow bulan November mendatang.

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengatakan, saat ini, dunia tengah menghadapi situasi sulit dalam sejumlah sektor, termasuk sektor energi dan iklim. Situasi sulit tersebut tidak dapat ditangani oleh satu negara saja, melainkan dibutuhkan aksi bersama dalam skala global.

“Kredibilitas, khususnya aksi konkret, sangat krusial,” ujar Presiden.

Tak Lupa, Presiden Jokowi juga menyampaikan komitmen Indonesia untuk berkontribusi dalam menghadapi situasi darurat tersebut. Dari sektor energi, pemerintah telah mencanangkan transformasi menuju energi baru dan terbarukan, serta akselerasi ekonomi berbasis teknologi hijau pada bulan Agustus lalu.

“Untuk mewujudkan transformasi ini, kami telah menyusun strategi peralihan pembangkit listrik dari batu bara ke energi baru terbarukan, mempercepat pembangunan infrastruktur energi baru terbarukan yang didukung pelaksanaan efisiensi energi, meningkatkan penggunaan biofuels, dan mengembangkan ekosistem industri kendaraan listrik,” tuturnya.

Lebih lanjut Presiden Jokowi juga mengungkapkan bahwa Indonesia telah menargetkan netral karbon (Net Zero) pada tahun 2060 dengan kawasan percontohan yang masih terus dikembangkan. “Termasuk pembangunan Green Industrial Park seluas 20 ribu hektare, terbesar di dunia, di Kalimantan Utara,” ungkapnya. 

“Kami membuka peluang kerja sama dan investasi bagi pengembangan bahan bakar nabati, industri baterai litium, kendaraan listrik, teknologi carbon, capture, and storage, energi hidrogen, kawasan industri hijau, dan pasar karbon Indonesia,” sambungnya.