Pandemi, Komisi IX Dorong Pencegahan Stunting Tetap Diprioritaskan

Ahmad Zubaidi | Minggu, 06/06/2021 09:01 WIB
Pandemi, Komisi IX Dorong Pencegahan Stunting Tetap Diprioritaskan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh (foto istimewa)

RADARBANGSA.COM - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh mengingatkan bahwa program pencegahan stunting atau kekerdilan harus tetap menjadi prioritas meskipun di tengah pandemi COVID-19.

Demikian disampaikan Ninik (sapaan karib Nihayatul) saat menghadiri Sosialisasi Pendataan Keluarga dan Program Bangga Kencana khususnya dalam Pengendalian Pencegahan Stunting di PP An-Nur Dusun Taman, Desa Mengok, Pujet, Bondowoso, Sabtu, 5 Juni 2021.

"Saya bersama rekan-rekan Fraksi (Partai Kebangkitan Bangsa) terus mendorong agar isu `stunting` (kekerdilan) jangan sampai tenggelam dengan adanya pandemi COVID-19, program pencegahan `stunting` jangan sampai menurun," katanya Ninik.

Legislator PKB asal Banyuwangi, Jawa Timur ini menambahkan, optimalisasi posyandu, penggunaan buku kesehatan ibu dan anak (KIA) dan cakupan pelayanan imunisasi dasar harus terus diintensifkan.

Menurut Ninik, langkah itu penting dilakukan masyarakat sebagai upaya awal mendukung upaya pencegahan kekerdilan.

"Meskipun saat ini sedang kondisi pandemi COVID-19 namun pemantauan tumbuh dan kembang anak tetap wajib dilaksanakan," katanya.

Ninik juga mengingatkan efek samping pernikahan dini. Pernikahan dini, kata dia, dapat menyebabkan stunting karena saat melakukan sebuah pernikahan, perempuan yang masih berusia remaja secara psikologis belumlah matang dan belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kehamilan dan pola asuh anak yang baik dan benar.

"Para remaja masih membutuhkan gizi maksimal hingga usia 21 tahun. Nah, jika mereka sudah menikah pada usia remaja tahun, misalnya 15 atau 16 tahun, maka tubuh ibu akan berebut gizi dengan bayi yang dikandungnya," jelasnya.

Di hari yang sama, Ninik juga menghadiri kegiatan serupa di PP Zainul Bahar, Wiringin, Bondowoso. Dia mengingatkan bahwa masalah kekerdilan dapat menyebabkan perkembangan otak anak menjadi tidak maksimal.

Stunting adalah indikator kekurangan energi dan protein dalam waktu lama atau malnutrisi kronik. Ninik mengatakan, kekerdilan paling umum terjadi dalam rentang usia 0-2 tahun.

"Padahal rentang usia tersebut adalah periode penting di mana otak sedang berkembang secara pesat sehingga kalau anak `stunting` dipastikan perkembangan otaknya juga tidak maksimal sehingga anak harus sembuh dari `stunting`," katanya.