BNPB: Indonesia Masuk 35 Negara dengan Ancaman Bencana Tinggi di Dunia

Rahmad Novandri | Kamis, 15/10/2020 19:20 WIB
BNPB: Indonesia Masuk 35 Negara dengan Ancaman Bencana Tinggi di Dunia Doni Munardo (Ketua Satgas Penanganan COVID-19/Kepala BNPB). (Foto: twitter @BNPB_Indonesia)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Doni Monardo mengatakan bahwa Indonesia tahun 2022 mendatang didapuk menjadi tuan rumah Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR). Penunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah bukan tanpa alasan.

Doni memaparkan, alasan utama penunjukkan tersebut adalah karena wilayah Indonesia merupakan salah satu negara dengan ancaman risiko bencana tertinggi di dunia. Diungkapkannya, Indonesia masuk dalam 35 negara dengan risiko ancaman bencana tertinggi.

“Masuk dalam 35 negara sebagaimana yang disampaikan oleh ibu menteri keuangan pada ratas awal minggu ini, hari Senin lalu. Indonesia berdasarkan data dari World Bank termasuk satu dari 35 negara yang memiliki risiko ancaman bencana tertinggi,” kata Doni usai rapat terbatas di Istana Negara, Kamis, 15 Oktober 2020.

Menurutnya, Indonesia secara geografis dikelilingi banyak gunung aktif dan lautan luas. Indonesia memiliki 500 gunung, 127 diantaranya aktif.

“Kita punya hampir 300 patahan lempeng yang berada di hampir wilayah semua wilayah nasional kita, kecuali di Kalimantan. Baik Sumatera, Jawa, Sulawesi dan sebagian besar lagi adalah di Indonesia bagian Timur. Kita juga berada pada pertemuan tiga lempeng Subduksi Indo-Australia, Subduksi Eurasia, dan Subduksi Pasifik yang punya potensi terjadi gempa dan tsunami,” jelasnya.

Doni menerangkan, hasil riset terakhir yang dilakukan tim ITB disebutkan bahwa ada potensi pergeseran lempengdi selatan Pulau Jawa. Dimana pergeseran lempeng tersebut dapat mengakibatkan gempa yang cukup besar dan juga diikuti oleh tsunami.

Selain itu Doni juga menyebut bahwa Indonesia setiap tahun mengalami musim kering. Sehingga potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang cukup tinggi.

“Termasuk ancaman ketika terjadi curah hujan tinggi, seperti saat ini La Nina yang timbulkan kerugian yang besar,” ungkapnya.