RI Datangkan 6.600 Vaksin Buatan China di Bulan November

Anata Lu’luul Jannah | Senin, 12/10/2020 13:58 WIB
RI Datangkan 6.600 Vaksin Buatan China di Bulan November Vaksin Covid (Doc: Klik Dokter)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM – Pemerintah Indonesia berencana memulai program vaksinasi Covid-19 pada Awal November 2020.

Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan jika jumlah vaksin yang diterima dari hasil kesepakatan pembelian di China sangat beragam tergantung dari kemampuan  setiap perusahaan. Akan tetapi secara akumulatif, Indonesia akan menerima sekitar 6.600 vaksin covid pada awal Bulan November ini.

“Jumlah vaksin yang disanggupi oleh masing-masing perusahaan beragam, tergantung dari kapasitas produksi dan komitmen kepada pembeli lain,” ungkap Honesti dalam keterangannya, Senin 12 Oktober 2020.

Sebagaimana diketahui, Indonesia akan membeli vaksin covid-19 dari ketiga perusahaan China yaitu,  Sinovac Biotech Ltd,  Sinopharm Group Co., Ltd dan Cansino Biologics.

“Untuk Cansino menyanggupi 100,000 vaksin (single dose) pada bulan November 2020. G42/Sinopharm menyanggupi 5 juta dosis yang akan datang di bulan November 2020. Sementara itu Sinovac menyanggupi komitmen pengiriman 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada minggu pertama November,” ungkap Honesti.

Ia lantas menjelaskan jika single dose vialas berarti setiap satu orang hanya membutuhkan 1 dosis vaksinasi, sementara dual dose membutuhkan 2 kali vaksinasi untuk satu orang.

Lebih lanjut, Honesti menyebut untuk menjaga akuntabilitas pengadaan vaksin, maka vaksin yang dibayarkan pemerintah maupun yang mandiri wajib melalui kendali Bio Farma sebagai BUMN yang ditunjuk untuk pengadaan vaksin.

“Sebagai bagian dari transparansi dan akuntabilitas, dalam waktu dekat Bio Farma akan memaparkan kepada publik mengenai biaya pembelian vaksin dari semua mitra kerjasamanya,” tukasnya.

Adapun komentar dari Pihak Sinovac, Sinopharm, Cansino mengatakan jika mereka sangat antusias mengembangkan kerjasama dengan perusahaan dan lembaga penelitian medis Indonesia. Hal ini utamanya pasca Menteri Luar Negeri RRT, Wang Yi memberi lampu hijau agar perusahaan Tiongkok berkolaborasi dengan perusahaan Indonesia untuk menjadikan Indonesia sebagai manufacturing hub untuk vaksin di Asia Tenggara.


Berita Terkait :